Megawati Dukung Penuh Jokowi: Mau Dibully, Gak Takut Saya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden ke 5 Megawati Soekarnoputri mengaku tidak takut menjadi sasaran sejumlah pihak lantaran secara terang-terangan mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal tersebut dikemukakan Megawati saat memberikan pengarahan kepada para Purna Paskibraka Duta Pancasila di halaman Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (19/8/2021).

Awalnya, Megawati yang berbicara sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengaku iba terhadap Jokowi.

"Tadi saya mesti pidato juga saya bilang, saya sampai pak Jokowi saya tangisi. Kenapa? Mikiri rakyat sampai badannya kurus," kata Megawati dalam video yang diunggah Youtube Sekretariat Presiden, Rabu malam.

Foto: Foto/ Momen Jokowi Megawati dalam acara Purnapaskibraka tahun 2021 di halaman Istana Merdeka/ Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden Foto/ Momen Jokowi Megawati dalam acara Purnapaskibraka tahun 2021 di halaman Istana Merdeka/ Kris - Biro Pers Sekretariat Presiden

"Dan saya tidak terima bapak. Waktu tadi, biar saja mau dibully saya enggak takut. Saya bilang saya dukung pak Jokowi. Ya memang iya. Mau dibully 1.000 kali enggak takut saya," kata Megawati.

Sebelumnya Megawati mengungkapkan kesedihannya lantaran masih banyak segelintir pihak yang menghina Jokowi. Kesedihan Megawati tumpah saat memberikan sambutan dalam sebuah acara kemarin.

"Coba lihat Pak Jokowi ya. Saya suka nangis lho. Beliau itu sampai kurus. Mikir kenapa? Mikir kita lho, mikir rakyat lho. Masak masih ada yang mengatakan Jokowi 'kodok-lah'," kata Megawati yang suaranya terdengar tercekat.

Megawati menilai, orang-orang yang menghina Jokowi tidak memiliki moral dan pengecut. Presiden ke 5 itu meminta orang-orang yang menjelekkan Jokowi dapat bersikap jantan.

"Kita mesti jadi berkelakuan sebagai warga negara yang punya etika moral. Jangan sembarangan," jelasnya.

Baca: Pakai Pesawat 'Merah-Putih' Jokowi Terbang ke Jatim

(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pusing! Orang RI Kebanyakan Identitas, Mau Sampai Kapan?