Wow! Cadangan Migas Ditemukan di DKI Jakarta, Harta Karun nih

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
19 August 2021 08:45
PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) yang merupakan bagian dari Regional Jawa Subholding Upstream berhasil menyelesaikan pengeboran Sumur Eksplorasi Fanny-2 dengan status sebagai sumur penemu minyak dan gas bumi (Oil and Gas Discovery).
Foto: Dok Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES), unit usaha PT Pertamina (Persero) yang menjadi pengelola blok minyak dan gas bumi (migas) OSES, Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, menemukan sumber migas baru.

Temuan "harta karun" ini merupakan hasil dari pengeboran Sumur Eksplorasi Fanny-2. Pengelolaan kegiatan eksplorasi PHE OSES per 1 April 2021 berada di Eksplorasi Subholding Upstream Regional Jawa Pertamina.

Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Medy Kurniawan mengatakan, pengeboran Sumur Fanny-2 merupakan implementasi strategi regional pasca restrukturisasi untuk akselerasi pengembangan sumber daya yang belum dikembangkan (undeveloped resources) di Area Angel Cluster.

"Diharapkan, area ini segera dapat berkontribusi dalam menunjang produksi yang berkelanjutan di Wilayah PHE OSES," tuturnya, seperti dikutip dari keterangan resmi perusahaan, Selasa (17/08/2021).

Selain itu, lanjutnya, temuan ini juga diharapkan bisa mendukung target produksi minyak nasional sebesar 1 juta barel per hari (bph) dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.

"Hal ini juga menunjukkan pasca restrukturisasi PT Pertamina (Persero) dengan pembentukan Subholding setelah lebih dari 1 tahun, telah menunjukkan manfaat positif dengan operasional yang terintegrasi," ujarnya.

Lokasi Sumur Fanny-2 ini berada di Distrik Central Business Unit (CBU) Blok OSES, tepatnya berada di area Komplek Eksplorasi Angel Cluster yang berjarak sekitar 2 kilo meter (km) sebelah barat dari Pulau Sabira Kepulauan Seribu, dan masuk dalam Wilayah Administratif Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Secara khusus Angel Cluster ini merupakan area prioritas eksplorasi di mana pada area ini terdapat beberapa struktur temuan minyak dan gas yang masih membutuhkan data tambahan untuk pengembangan lapangan.

Sumur Fanny-2 ditajak pada 13 Maret 2021 dan diselesaikan (rig release) pada 24 Juni 2021. Tujuan dilakukan pemboran sumur Fanny-2 adalah untuk mengkonfirmasi besaran sumber daya minyak dan gas bumi di Struktur Fanny.

Sumur ini terdapat minyak dan gas pada lapisan batu pasir Formasi Talang Akar dengan hasil uji produksi pada lapisan Lower Zelda layer 44 (DST#2) mengalirkan gas sebesar 4,95 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan kondensat sebesar 241 barel per hari (BCPD) pada bukaan choke 28/64.

Selain itu, ditemukan minyak dari hasil proses sirkulasi ke permukaan pada Lapisan Middle Zelda di DST#3.

"Penemuan minyak dan gas dari sumur Fanny-2 ini adalah bukti bahwa ide baru, semangat baru dalam mengerjakan lapangan tua (brown field) seperti halnya blok OSES, memberikan hasil yang positif," kata Medi.

"Selamat untuk PHE OSES, khususnya tim eksplorasi, tetap semangat untuk discovery sumur berikutnya," lanjutnya.

VP Eksplorasi Regional Jawa Muharram Jaya Panguriseng mengatakan, temuan cadangan dari Sumur Fanny-2 ini diharapkan dapat diikuti oleh keberhasilan pengeboran sumur-sumur eksplorasi berikutnya.

Dia mengatakan, masih ada tiga prospek di area Angel Cluster yang akan diakselerasi proses bisnisnya, yaitu Nani, Villani dan Tati untuk dieksekusi pemborannya pada 2022-2023.

"Penuntasan eksplorasi di Angel Cluster menjadi salah satu prioritas Regional Jawa agar undeveloped resources di area Angel Cluster dapat segera dimonetisasi dan memberikan kontribusi produksi minyak dan gas di PHE OSES dan Subholding Upstream Pertamina pada umumnya," kata Muharram.

Dengan adanya dukungan dari segenap pemangku kepentingan di Zona 6, Regional Jawa, maupun di Subholding Upstream, menurutnya keseluruhan operasi pengeboran ini dapat diselesaikan dengan baik dalam waktu 109 hari dengan zero LTI.

Dia mengatakan, operasi juga dapat terlaksana dengan lancar di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih tinggi dengan hasil nol kasus Covid-19 membuktikan bahwa dengan perencanaan dan mitigasi yang baik, operasi lapangan dengan kategori berisiko tinggi (high risk) ini masih dapat dilaksanakan dengan kontrol yang tepat.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PHE Targetkan Eksplorasi Blok East Natuna Tahun 2026

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular