
Energi Hijau Tumbuh, Pengusaha Yakin Migas Masih Jadi Andalan

Jakarta, CNBC Indonesia - Demi mengurangi emisi karbon, pengembangan energi baru terbarukan (EBT) terus digalakkan. Hal ini bisa menjadi "ancaman" baru bagi industri energi berbasis fosil seperti minyak dan gas bumi (migas).
Meski demikian, pengusaha meyakini bahwa energi migas masih akan menjadi andalan hingga bertahun-tahun mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Asosiasi Perusahaan Migas Indonesia atau Indonesian Petroleum Association (IPA) Gary Selbie.
Dia menilai energi fosil masih akan berperan signifikan dalam penyediaan energi beberapa tahun mendatang.
"Meski ada potensi energi baru terbarukan yang menjanjikan bagi Indonesia dan di tengah upaya global untuk menurunkan emisi karbon, bauran energi dari migas masih signifikan dan masih berperan hingga tahun-tahun mendatang," ungkapnya dalam acara konferensi pers "Road to the IPA Convex 2021", Rabu (18/08/2021).
"Selain sebagai sumber energi yang berharga, minyak dan gas bumi juga diakui sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, yang dikenal memiliki multiplier effect pada berbagai aspek perekonomian nasional," paparnya.
Namun demikian, menurutnya perlu ada keseimbangan antara target produksi migas nasional dengan target pengurangan emisi karbon. Untuk mencapai keseimbangan ini, maka diperlukan kebijakan yang terintegrasi. Tujuannya, menurutnya yaitu untuk memberikan kepastian dan kejelasan bagi investor global yang mau menanamkan modalnya di Indonesia.
"Kebijakan yang jelas juga perlu diikuti dengan adanya kepastian peraturan dan perpajakan," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Direktur Eksekutif Indonesian Petroleum Association (IPA) Marjolin Wajong. Dia mengatakan, meskipun ada energi transisi, namun bukan berarti energi migas ditinggalkan. Menurutnya, publik masih akan membutuhkan energi yang berasal dari fosil.
"Kita masih tetap perlukan energi yang berasal dari bumi, yakni minyak dan gas bumi karena kebutuhan energi total Indonesia besar sekali," paparnya.
Pemerintah, imbuhnya, mencoba mengakselerasikan energi dari EBT, namun dari EBT saja masih belum cukup. Dan di dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), lanjutnya, kebutuhan energi migas masih tetap besar.
"Dengan demikian, kami di industri migas fokus pada menemukan, kembangkan produksi minyak dan gas bumi ini. Tapi pada masa transisi ini kami juga memberikan perhatian besar agar energi fosil lebih bersih," jelasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lampu Kuning, Isu Perubahan Iklim Menghantui Industri Migas
