
India Tiba-Tiba Cabut Subsidi Ekspor Gula, Tanda Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - India akan mencabut subsidi ekspor gula, sejalan dengan musim tanam baru pada Oktober nanti. Hal ini juga memudahkan India menjual produk pemanis ini di pasar global.
"Pemerintah tidak lagi mempertimbangkan subsidi untuk tahun depan," kata Pegawai Senior di Kementerian Urusan Konsumen, Pangan, dan Distribusi Publik India, Sudhanshu Pandey, mengutip, Channel News Asia, Selasa (17/8/2021).
Sudhanshu mengatakan belum melihat perlunya melakukan subsidi kepada produk gula. Jika produsen bisa melakukan ekspor dengan sendirinya, maka menurut dia akan lebih baik untuk pasar global.
India merupakan salah satu produsen terbesar gula setelah Brazil, dan menjadi salah satu eksportir gula yang besar juga stabil.
Bahkan pesaing India sering menentang subsidi ekspor gula yang dilakukan pemerintah India. Seperti Brasil, Australia, Guatemala, bahkan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada 2019 untuk membentuk panel pengaduan terhadap subsidi ekspor India untuk produk gula.
Namun, negeri Bollywood menyatakan subsidi ekspor gula tidak melanggar aturan WTO.
Menurut Pandey permintaan gula saat ini masih meningkat. Sehingga diperkirakan harga gula global akan menguat. Tercatat pada hari ini tercepat harga patokan gula mentah di New York menyentuh level tertinggi baru.
"Permintaan gula India akan lebih tinggi, sehingga harga global diperkirakan menguat. Mungkin tidak ada persyaratan subsidi," kata Pandey.
Memanfaatkan kenaikan harga gula, eksportir gula India dalam pertama kalinya menandatangani kontrak ekspor lima bulan sebelum pengiriman. Hal ini disebabkan adanya kemungkinan produksi dari Brasil sehingga pembeli mau mengamankan pasokan lebih dulu.
Pabrik di India telah dikontrak mengekspor sekitar 725 ribu ton gula mentah dan 75 ribu ton gula putih untuk pengiriman November hingga Januari.
"Permintaan luar negeri sangat baik karena produksi Brasil sedang direvisi turun. Kami dapat mengekspor 6 juta ton pada musim depan," kata Direktur Pelaksana National Federation of Cooperative Sugar Factories Ltd, Prakash Naiknavare.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Gula untuk Industri Makanan Langka, Ini Faktanya!