Internasional

Heboh PM Malaysia Mundur, Ini Kronologi & Fakta PM Baru

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
17 August 2021 07:40
Muhyiddin Yassin. (AP/FL Wong)
Foto: Muhyiddin Yassin. (AP/FL Wong)

Jakarta, CNBC Indonesia -Muhyiddin Yassin resmi mundur dari posisinya sebagai Perdana Menteri Malaysia, Senin (16/8/2021). Padahal ia baru menjabat selama 17 bulan.

Pemerintahan Muhyiddin resmi berakhir setelah suara parlemen mayoritas menarik dukungan terhadapnya. Ia menjadi perdana menteri dengan masa jabatan terpendek di Negeri Jiran.

"Ini kehendak kelembagaan dan saya patuh," katanya sebagaimana siaran langsung media setempat Astro Awani.

"Rayuan masyarakat Malaysia ... jangan meletakkan jabatan saya dengar. Tapi ini tidak bisa saya sambut karena kehilangan suara mayoritas dewan."

Ia mengatakan sudah melakukan sejumlah ikhtiar. Terutama untuk menangani Covid-19.

Namun katanya, ia tidak berhasil karena ada sejumlah pihak yang 'rakus'. Tak diketahui kemana tudingan ini diarahkan.

"Hari ini hari terakhi saya sebagai perdana menteri dan saya ridho," katanya lagi.

"Saya tidak akan pernah bekerja dengan kleptokrat."

Pengunduran dirinya bersama parlemen sudah santer terdengar sejak Minggu (15/8/2021). Senin pagi, ia pun memberikan surat resmi ke Raja Malaysia, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah.

Namun, Muhyiddin masih akan menjadi PM Sementara Malaysia (caretaker) sampai Raja menunjuk pengganti. Raja Malaysia sendiri dikabarkan belum merestui pemilihan PM baru karena wabah Covid-19.

Muhyiddin berkuasa sejak Maret 2020, dengan suara mayoritas tipis di parlemen 222 kursi. Kemundurannya memperpanjang drama politik di negeri berpenduduk 32 juta jiwa itu.

Sejarahnya, setelah kemerdekaan dari Inggris tahun 1957, Malaysia diperintah enam decade oleh koalisi yang didominasi oleh mayoritas Muslim etnis Melayu di negara itu. Tetapi skandal korupsi, kebijakan berbasis ras yang tidak populer, dan pemerintahan yang semakin otoriter mendorong pemilih yang lelah untuk mencopot koalisi dan pemimpinnya Najib Razak dari kekuasaan pada pemilihan 2018.

Kemenangan aliansi oposisi Mahathir memicu harapan untuk era baru. Sayangnya koalisi itu runtuh di tengah pertikaian sengit.

Muhyiddin, yang telah menjadi anggota pemerintahan Mahathir, akhirnya membentuk koalisi baru. Ia tak disangka ditunjuk sebagai PM 2019 setelah Mahathir mundur, mengalahkan saingan kuat lain Anwar Ibrahim.

Selain pertanyaan tentang legitimasinya, Muhyiddin menghadapi kritik yang meningkat atas kegagalannya mengendalikan wabah Covid-19. Malaysia kini memiliki 1,1 juta kasus dan 12.000 kematian.

Pada bulan Januari, Muhyiddin membujuk raja untuk menyatakan keadaan darurat nasional pertama Malaysia selama lebih dari setengah abad. Ia mengatakan ini untuk memerangi pandemi.

Namun parlemen menilai langkah itu dilakukan untuk mencegah rapat mosi tidak percaya legislatif terhadapnya. Posisi Muhyiddin akhirnya menjadi tidak dapat dipertahankan setelah sekelompok anggota parlemen yang pernah bersekutu menarik dukungan.

Muhyiddin juga sempat tegang dengan Raja Malaysia. Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, berbalik melawannya karena menarik status darurat secara sepihak 1 Agustus lalu yang dianggap melangkahi wewenang Raja.

Halaman 2>>

Pemimpin oposisi di Malaysia, Anwar Ibrahim memberi tanggapan atas pengunduran diri Muhyiddin Yassin dari jabatan PM Malaysia, bersamaan dengan kabinetnya.

"Keputusan pengunduran diri Tan Sri Mahiaddin Yassin hari ini disambut baik dan akan membuka jalan bagi perubahan bagi negara," tweet Anwar lewat akun Twitter @anwaribrahim.

"Saya mengimbau semua pihak untuk tetap tenang dan berdoa agar Malaysia bangkit kembali dalam menghadapi tantangan kesehatan dan ekonomi saat ini. Saya berterima kasih atas pengabdiannya (Muhyiddin) kepada negara," tambahnya.

Muhyiddin dan kabinetnya resmi mengundurkan diri pada Senin (16/8/2021) siang pukul 15.00 waktu setempat.

Beberapa jam sebelum konferensi pers, Muhyiddin menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah pada pukul 12.30 waktu setempat.

Kini Muhyiddin menjadi caretaker atau PM sementara hingga PM penggantinya dipilih dan dilantik. Tentu pasca turunnya Muhyiddin dari kursi PM, bermunculan nama-nama penggantinya.

Nama Anwar juga muncul dalam daftar nama pengganti Muhyiddin. Selain dirinya, nama Ismail Sabri, yang perannya cukup menonjol dalam menangani pandemi Covid-19, juga muncul.

Ada juga nama Tengku Razaleigh Hamzah, seorang pemimpin veteran Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), yang disebut-sebut sebagai calon PM selanjutnya.



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular