Internasional

Ini Sikap Biden soal Kondisi Afghanistan, Sebut China & Rusia

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Selasa, 17/08/2021 06:29 WIB
Foto: Biden gelar pesta di gedung putih. (AP/Patrick Semansky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Joe Biden buka suara soal situasi di Afghanistan. Ia menegaskan keputusan penarikan tentara yang ia lakukan adalah benar, di tengah kritik pedas yang dilayangkan kepadanya, Senin (16/8/2021) sore waktu setempat

Ia menyalahkan pemimpin politik Afghanistan atas kekacauan yang terjadi, termasuk jatuhnya Kabul ke tangan Taliban. Apalagi dengan larinya para pemimpin politik dari negara itu dengan keengganan tentara pemerintah memerangi kelompok Taliban.


Ia juga mengkritik mantan Presiden Donald Trump dan menyebut kebijakannya-lah yang membuat Taliban bangkit. Trump kata dia, memberdayakan Taliban dan meninggalkan kelompok itu di posisi terkuat sejak 2001.

"Saya berdiri tegak pada apa yang telah saya putuskan," kata Biden dalam pidatonya di Gedung Putih.

"Setelah 20 tahun saya belajar dengan cara sulit, bahwa tidak pernah ada waktu yang tepat untuk menarik pasukan AS. Itu sebabnya kami masih berada di sana."

"Para pemimpin politik Afghanistan menyerah dan melarikan diri dari negara itu. Militer Afghanistan menyerah, tanpa berusaha untuk melawan."

Dalam kesempatan yang sama Biden juga menyindir China dan Rusia. Menurutnya makin lama AS terlibat di perang Afghanistan, hal itu akan makin menguntungkan China dan Rusia.

"Pesaing strategis sejati kami, China dan Rusia tidak akan menyukai apa pun selain AS terus menyalurkan miliaran dolar dalam sumber daya dan perhatian dalam menstabilkan Afghanistan tanpa batas waktu," kata Biden.

AS masuk ke Afghanistan pasca serangan 9 September 2001 yang dilakukan Al-Qaeda yang terkait dengan Taliban saat itu di New York dan Washington. Biden sendiri sudah bertekad menarik semua pasukan AS 31 Agustus nanti.

Sementara itu, mengutip AFP, China dan Rusia kini meningkatkan kontak dengan Taliban pasca mundurnya AS. Rusia tetap membuka kedutaan di Kabul dan merencanakan diskusi lebih lanjut dengan Taliban.

"Tidak ada rencana evakuasi. Kami berhubungan langsung dengan duta besar Moskow di Kabul dan pegawai kedutaan Rusia terus bekerja dengan tenang," ucap Direktur dari Departemen Asia Kementerian Luar Negeri Rusia, Zamir Kabulov dikutip Tass.

Rusia sendiri serius untuk menarik Afghanistan bergabung dalam blok perdagangannya yang dinamakan Eurasian Economic Union. Bahkan dalam situasi kemenangan Taliban ini Moskow dilaporkan berharap untuk membangun hubungan persahabatan antara Moskow dan kepemimpinan baru Afghanistan.

Sementara China, sudah lebih maju membuka komunikasi dengan Taliban sejak 28 Juli. Bahkan pertemuan dua hari sudah dilakukan di kota Tianjin melibatkan Sembilan wakil Taliban dan Menteri Luar Negeri Wang Yi.

Mengutip South China Morning Post (SCMP), China menganggap bahwa mereka masih memiliki kepentingan besar di sana.

"Kedutaan China telah meminta berbagai faksi di Afghanistan untuk memastikan keamanan negara-negara China, institusi China dan kepentingan China," ujar kedutaan China di Kabul.

"Kedutaan akan mengambil langkah lebih lanjut untuk mengingatkan warga negara China untuk mengikuti situasi keamanan, meningkatkan tindakan pencegahan keselamatan dan menahan diri untuk tidak pergi ke luar."

Halaman 2>>>


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat, Sudah Menyebar Ke Tulang

Pages