Sri Mulyani: Subsidi Energi 2022 Rp 134 T Lebih Tepat Sasaran

Lidya Julita S., CNBC Indonesia
Senin, 16/08/2021 18:35 WIB
Foto: Konferensi Pers Nota Keuangan dan RAPBN 2022. (Dok: tangkapan layar youtube Perekonomian RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menganggarkan subsidi energi pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022 sebesar Rp 134 triliun, naik 4,3% dibandingkan outlook subsidi energi pada 2021 sebesar Rp 128,47 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kenaikan subsidi energi ini juga seiring dengan kenaikan asumsi harga minyak mentah (ICP) dan perubahan nilai tukar. ICP pada RAPBN 2022 diasumsikan US$ 63 per barel dan kurs Rp 14.350 per US$. Asumsi ini berbeda dibandingkan outlook 2021 yakni ICP US$ 55-65 per barel dan kurs Rp 14.200-Rp 14.600 pere US$.

"Subsidi energi 2022 diarahkan untuk lebih tepat sasaran. Subsidi energi tahun depan naik jadi Rp 134 triliun dari outlook tahun ini Rp 128,5 triliun," ungkapnya saat konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2022, Senin (16/08/2021).


Dia menjabarkan, pada 2020 pemerintah akan melanjutkan pemberian subsidi tetap solar Rp 500 per liter. Lalu, mengarahkan pelaksanaan kebijakan subsidi LPG tabung 3 kg dan subsidi listrik menjadi subsidi berbasis Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) secara bertahap.

Selain itu, pemerintah juga mendorong pengembangan energi baru terbarukan yang lebih efisien.

"Pelaksanaan transformasi subsidi energi dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan data penerima berbasis DTKS dan kondisi ekonomi dan sosial masyarakat," ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, outlook subsidi energi 2021 Rp 128,5 triliun ini lebih tinggi dibandingkan yang telah ditetapkan dalam APBN 2021 yang sebesar Rp 110,5 triliun.

Adapun subsidi energi pada 2020 Rp 108,8 triliun dan 2019 Rp 136,9 triliun.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Presiden Prabowo Subianto Resmikan Proyek EBT Senilai Rp 25 T