
Semester I 2021, Investasi Energi & Tambang RI Capai Rp 163 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat investasi di sektor energi dan pertambangan pada semester I 2021 mencapai US$ 11,3 miliar atau sekitar Rp 162,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$).
Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Tata Kelola Mineral dan Batu Bara Irwandy Arif mengatakan, tahun ini investasi ESDM ditargetkan bisa mencapai US$ 34,8 miliar. Namun pada semester I 2021 baru tercapai US$ 11,3 miliar, artinya realisasi semester I 2021 baru 32,47%.
"Di tengah situasi pandemi Covid-19, investasi ESDM sampai semester I sekitar US$ 11 miliar," paparnya dalam acara 'Tambang dan Energi Bakti untuk Negeri' secara virtual, Senin (16/08/2021).
Melalui investasi ini, imbuhnya, diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi RI dan juga bisa menyerap tenaga kerja.
"Bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja nasional," ujarnya.
Irwandy mengatakan, meski capaian investasi belum sampai 50% pada semester I 2021 ini, namun diharapkan pada triwulan 3 dan triwulan 4, investasi akan meningkat.
"Kita lihat tahun lalu US$ 24 miliar, sekarang belum 50%, diharapkan pada triwulan 3 dan 4 investasi diharapkan meningkat," tuturnya.
Berdasarkan data yang dia paparkan, secara rinci investasi semester I tahun 2021 tersebut terdiri dari investasi di sektor energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) sebesar US$ 0,72 miliar, mineral dan batu bara (Minerba) sebesar US$ US$ 1,94 miliar.
Selanjutnya, dari sektor kelistrikan sebesar US$ 3,05 miliar, dan terakhir dari sektor minyak dan gas bumi (migas) sebesar US$ 5,21 miliar.
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengajak para investor untuk mau berinvestasi di Indonesia di tengah tren kenaikan harga minyak belakangan ini.
Dalam acara "Upstream Oil & Gas Executive Briefing", Kamis (29/07/2021), Arifin mengatakan Indonesia punya target produksi minyak 1 juta barel per hari (bph) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.
"Kita juga memiliki target produksi minyak 1 juta per hari dan produksi gas 12 BSCFD pada tahun 2030. Harga minyak positif US$ 70 (per barel), ini saatnya untuk memulai investasi di Indonesia," paparnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article ESDM: Cadangan Batu Bara RI Terbesar ke-6 Dunia