
Belajar Dari India, Ini Saran Jitu Eks Direktur WHO Soal PPKM

Jakarta, CNBC Indonesia - Masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 di Pulau Jawa-Bali akan berakhir hari ini, Senin (16/8/2021), setelah perpanjangan terakhir kali dilakukan pada 10 Agustus lalu. Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengatakan, pada saat PPKM darurat mulai 3 Juli 2021, dengan kasus hari itu 27.913 dan rata-rata 7 hari 23.270. Pada periode tersebut angka kematian bertambah 471 orang dalam sepekan.
Sesudah PPKM, maka puncak kasus terjadi pada 15 Juli dengan kasus hari itu 56.757 dan rata-rata dalam sepekan 44.145 orang. Sementara puncak angka kematian sesudah PPKM terjadi pada 27 Juli 2021, dengan rata-rata 7 hari 1519 yang wafat.
Kemudian pada 14 Agustus kasus baru bertambah 28.598 orang dan rata-rata seminggu 27.704, serta kematian bertambah 1.270 orang, dengan rata-rata sepekan ada 1.538 orang yang wafat.
"Jumlah kasus menurun di hari-hari ini menurun sekitar separuhnya dari saat puncak kasus dalam waktu sekitar satu bulan," kata Tjandra, Senin (16/8/2021).
Menurutn dia, pemerintah bisa belajar dari India yang telah mengalami lonjakan kasus Covid-19 dan kini telah menurun. Tjandra mengatakan meski Indonesia dan India tidak dapat dibandingkan seutuhnya, namun bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam PPKM.
Dia menjabarkan di India pada 8 Februari 2021 kasus baru sebanyak 9.110 orang, dan 8 April menjadi 131.968 orang. Sesudah naik lebih 10 kali lipat pada April itu maka dilakukan peningkatan tes dan telusur sampai 2,2 juta tes per hari dan vaksinasi ditingkatkan sampai 8 juta sehari.
"Karena penduduk kita sekitar seperempat India maka angka itu kira-kira analog dengan 550 ribu tes sehari dan 2 juta vaksinasi sehari. Juga beberapa kota di India mulai melakukan pembatasan sosial sampai lockdown, seperti di New Delhi dan Kota Mumbai yang dimulai April 2021," kata dia.
Dengan berbagai kebijakan dan pembatasan, Tjandra mengatakan kasus tidak akan langsung turun. Total kasus masih naik sampai 3 minggu lagi dan mencapai puncaknya pada 6 Mei 2021, sebanyak 414.188 kasus baru. Setelah itu barulah kemudian kasus menurun.
Sesudah 1 bulan pada 6 Juni 2021 kasus baru turun menjadi 100.636 orang dan sesudah 2 bulan dari puncak kasus maka pada 6 Juli 2021 sudah menjadi 43.733 kasus baru atau turun 10 kali lipat. Ketika kasus sudah turun sekitar hampir seperempat dari kasus angka yang paling tinggi maka beberapa kota mulai melonggarkan penguncian wilayahnya.
"Pemerintah New Deli pada 31 Mei 2021 mulai melakukan pelonggaran, mereka sebut sebagai 'unlocking process' sesudah sekitar 1,5 bulan menjalani lockdown. Kemudian Mumbai pada 6 Juni 2021 juga mengumumkan memulai pelonggaran dalam 5 tahap, yang mereka sebut sebagai '5 step unlock plan'. Sekali lagi, tentu perbandingannya tidak bisa "apple to apple", tapi proses pelonggaran lockdown di New Delhi dan Mumbai mungkin dapat jadi salah satu bahan pertimbangan untuk keputusan malam ini," ujarnya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Belum Selesai! PPKM Masih Diperpanjang Hingga 6 Juni 2022