
Update Corona 15 Agustus, Ada 1.222 Pasien Meninggal di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Meskipun kasus baru terpantau melandai, namun kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia masih terus tinggi dan belum berhasil ditekan ke bawah 1.000 kasus per hari.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada Minggu (15/8/2021), angka kematian akibat Covid-19 terpantau cukup tinggi yakni 1.222 kasus, meski turun dibandingkan sehari sebelumnya 1.270 orang. Total yang meninggal selama pandemi hingga hari ini sebanyak 117.588 orang.
Dengan jumlah ini, maka rasio kematian dibandingkan dengan seluruh kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 3,03%, lebih tinggi dari rata-rata dunia di 2,2%. Adapun akumulasi kasus kematian di RI berada di urutan 10 dia antara seluruh negara dunia.
Tingginya angka kematian ini berbanding terbalik dengan kasus baru yang sudah melandai. Tercatat pada hari ini ada 20.813 pasien Covid-19. Angka ini turun dibandingkan Sabtu (14/8) dengan tambahan pasien baru 28.598 orang.
Dengan pertambahan tersebut maka total kasus Covid-19 di tanah air mencapai 3,854 juta kasus hingga hari ini.
Sama seperti hari hari sebelumnya, kasus kesembuhan menunjukan angka yang tinggi bahkan melampaui kasus baru. Terdapat 30.361 pasien sembuh dalam sehari, sehingga totalnya menjadi 3,351 juta kasus
Saat ini kasus aktif Covid-19 di RI turun dari 400 ribuan menjadi 384.807 kasus dengan tingkat keterisian rumah sakit yang semakin menurun.
Pada pekan lalu Kementerian Kesehatan menyatakan lonjakan kasus kematian akibat Covid-19 diprediksi akan terlihat dalam 2 pekan mendatang. Namun, sebagian besar dari kasus tersebut merupakan akumulasi dari kasus yang belum dilaporkan sebelumnya.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat drg. Widyawati, MKM mengakui adanya keterlambatan dalam pembaharuan pelaporan dari daerah akibat keterbatasan tenaga kesehatan dalam melakukan input data akibat tingginya kasus di daerah mereka pada beberapa yang minggu lalu.
"Tingginya kasus di beberapa minggu sebelumnya membuat daerah belum sempat memasukkan atau memperbarui data ke sistem NAR Kemenkes." terangnya.
"Lonjakan-lonjakan anomali angka kematian seperti ini akan tetap kita lihat setidaknya selama dua minggu ke depan ," tambah drg. Widyawati, dalam keterangan tertulis, Rabu (11/8/2021).
Sementara itu, dr. Panji Fortuna Hadisoemarto, MPH, Tenaga Ahli Kementerian Kesehatan menyampaikan berdasarkan analisis dari data National All Record (NAR) Kementerian Kesehatan, didapati bahwa pelaporan kasus kematian yang dilakukan daerah tidak bersifat realtime dan merupakan akumulasi dari bulan-bulan sebelumnya.
NAR adalah sistem big data untuk pencatatan laboratorium dalam penanganan Covid-19 yang dikelola oleh Kemenkes.
Berdasarkan laporan kasus Covid-19 di tanggal 10 Agustus 2021, misalnya, dari 2.048 kematian yang dilaporkan, sebagian besar bukanlah angka kematian pada tanggal tersebut atau pada seminggu sebelumnya. Bahkan 10,7% diantaranya berasal dari kasus pasien positif yang sudah tercatat di NAR lebih dari 21 hari namun baru terkonfirmasi dan dilaporkan bahwa pasien telah meninggal.
"Kota Bekasi, contohnya, laporan kemarin (10/8) dari 397 angka kematian yang dilaporkan, 94% diantaranya bukan merupakan angka kematian pada hari tersebut, melainkan rapelan angka kematian dari bulan Juli sebanyak 57% dan bulan Juni dan sebelumnya sebanyak 37%. Lalu 6% sisanya merupakan rekapitulasi kematian di minggu pertama bulan Agustus," terang dr. Panji.
Contoh lain adalah Kalimantan Tengah dimana 61% dari 70 angka kematian yang dilaporkan kemarin adalah kasus aktif yang sudah lebih dari 21 hari namun baru diperbaharui statusnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak