Target Kelar Mei 2022, Ini Kabar Terbaru RDMP Kilang Balongan
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) melalui unit usaha PT Kilang Pertamina Internasional yang juga merupakan Subholding Pertamina bidang pengolahan dan petrokimia, telah melakukan pemancangan perdana proyek pengembangan atau Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat pada enam bulan lalu.
Proyek ini diawali dengan pemancangan (piling) perdana fasilitas penyulingan minyak mentah (Crude Distillate Upgrading/ CDU) pada Februari 2021 lalu.
Kini, proyek RDMP yang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dan fase pertama ditargetkan tuntas 2022 ini tengah dalam tahap peremajaan peralatan di unit Residue Catalytic Cracking (RCC) untuk meningkatkan kapabilitas dan keandalan operasinya.
Unit RCC merupakan fasilitas yang penting dalam proses pengolahan minyak bumi karena bertujuan untuk meningkatkan nilai dari produk yang dihasilkan melalui proses kimia, yaitu dengan bantuan katalis. Proyek revitalisasi RCC berada di area Jetty Propylene (jetty yang sudah ada) dan akan dieksekusi pada awal 2022.
Menurut Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical Pertamina Ifki Sukarya, terdapat tiga kegiatan utama proyek revitalisasi RCC ini, yaitu turn around, pembangunan new construction jetty, serta pengerukan area new construction jetty.
"Kemajuan proyek revitalisasi RCC menggembirakan. Saat ini, dua heavy equipment, Reactor Assy dan Orifice Chamber sedang dalam proses fabrikasi dan akan segera selesai. Begitu pula kolom prefabrikasi main equipment yang akan selesai bulan depan," papar Ifki, seperti dikutip dari keterangan resmi Perseroan, Jumat (13/08/2021).
Dia mengatakan, kegiatan akan diawali dengan penggantian dan perawatan sejumlah peralatan, seperti Reactor Assy, Orifice Chamber, dan Bypass Stack. Selain itu, dilakukan pula pembangunan jalan akses, soil improvement (perbaikan tanah), serta perakitan Cyclone Regenerator.
Pada kegiatan new construction jetty, dilakukan pembangunan jetty (dermaga pencegah pendangkalan) baru, yang terdiri pekerjaan pengerukan area yang akan dibangun jetty, proteksi pada pipa-pipa yang sudah ada, dan pemancangan tiang pancang.
"Jetty ini amat diperlukan dalam proyek revitalisasi RCC sebab berfungsi untuk memobilisasi peralatan berat, seperti Reactor Assy dan Orifice Chamber bila nanti telah selesai difabrikasi," terang Ifki.
Ifki menambahkan bahwa peningkatan kapasitas dan keandalan operasi unit RCC ini akan dapat menunjang optimasi produksi bahan bakar minyak (BBM) di Kilang Balongan. Hal itu tentu akan melengkapi proyek peningkatan fleksibilitas CDU yang nantinya dapat memproses minyak mentah campuran berat (Heavy Mix Crude) ataupun minyak mentah ringan (Lighter Crude Oil).
Ifki melanjutkan dengan menjelaskan bahwa secara keseluruhan, proyek RDMP Balongan bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas unit pengolahan dan meningkatkan kapasitas produksi Kilang Balongan dari semula 125 ribu barel per hari (bph) menjadi 150 ribu bph. Proyek ini juga akan menghasilkan naphtha untuk proses lanjut dengan kapasitas produksi 11,6 ribu barel per hari dari sebelumnya yang sebesar 5,29 ribu barel per hari.
Terkait jadwal penyelesaian proyek, Ifki mengungkapkan, kemajuan pembangunan fisik proyek RDMP Balongan telah terealisasi sebesar 23,50% pada Juli 2021.
"Dengan kemajuan signifikan ini, harapan kami target penyelesaian proyek pada Mei 2022 dapat tercapai," ujarnya.
Revitalisasi RCC ditambah dengan peningkatan fleksibilitas CDU pada proyek RDMP Balongan tidak hanya akan berkontribusi pada peningkatan margin bagi perusahaan, tetapi juga akan meningkatkan ketahanan energi nasional.
"Pertamina melalui PT KPI terus merealisasikan target pengembangan kilang-kilang Pertamina di seluruh negeri guna mewujudkan ketahanan energi nasional. RDMP Kilang Balongan merupakan salah satu proyek pengembangan yang terpenting dalam mengejawantahkan misi mulia tersebut," pungkasnya.
(wia)