Sehari Usai Kelola Blok Rokan, Pertamina Ngebor Sumur Baru
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), unit usaha PT Pertamina (Persero), secara resmi menjadi pengelola Blok Rokan, Riau pada Senin, 9 Agustus 2021.
Sehari setelah alih kelola Blok Rokan tersebut, tepatnya pada Selasa, 10 Agustus 2021, PHR mulai melakukan pengeboran satu sumur baru. Sumur perdana yang dibor di Wilayah Kerja (WK) Rokan adalah Sumur Bangko P03reg 5.
Hal tersebut diungkapkan Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Julius Wiratno.
"SKK Migas bersyukur dan mengapresiasi komitmen PHR pasca alih kelola WK Rokan, sehingga kegiatan yang telah direncanakan dapat direalisasi tepat waktu, yaitu Selasa (10/8/2021). Semoga semua rencana yang sudah disusun dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga usaha-usaha yang dilakukan PHR dalam menjaga tingkat produksi WK Rokan dapat dicapai sesuai target," tutur Julius, seperti dikutip dari keterangan resmi SKK Migas, Kamis (12/08/2021).
Dia mengatakan, sumur Bangko P03reg 5 dibor menggunakan Rig BN-18 berkapasitas 550 Horse Power (HP), dengan target kedalaman trajectory lubang sedalam 2150 feet.
"Sumur ini ditargetkan untuk memproduksikan minyak, dengan desain tiga rangkaian casing (13-3/8 inch, 9-5/8 inch, dan 7 inch). Pengerjaannya sendiri kami estimasi berjalan 10 hari sampai ke fase komplesi sumur," jelas Julius.
PHR direncanakan akan mengebor 161 sumur hingga akhir tahun ini, meningkat dari rencana awal yang akan mengebor sebanyak 84 sumur atau naik dari yang tertuang dalam Work Program & Budget (WP&B) 2021 sebanyak 141 sumur. Kemudian, juga berkomitmen melakukan program-program PT Chevron Pacific Indonesia yang tidak dapat direalisasi karena kendala di lapangan menjelang akhir alih kelola.
Untuk mengawal pencapaian target tersebut, PHR akan menambah dua buah rig, sehingga total jumlah rig yang digunakan pada 2021 sebanyak 18 buah rig.
"Pada saat alih kelola, PHR berkomitmen mengebor 161 sumur pada 2021. Semoga semua komitmen dapat dilaksanakan, minimal sama dengan komitmen yang telah disampaikan dalam WP&B," tambah Julius.
Untuk merealisasikan target tersebut, Julius mengatakan, SKK Migas bersama PHR telah melakukan beberapa upaya seperti mengawal persetujuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk Lapangan Bekasap, mempercepat proses pengadaan rig dan jasa pemboran berkelanjutan dari CPI ke PHR, dan proses transfer material pengeboran dengan sistem mirroring contract.
Saat ini, SKK Migas dan PHR juga mulai mendetailkan rencana kegiatan yang akan dilakukan pada 2022, antara lain melakukan kegiatan pengeboran sebanyak 500 sumur.
"Kami berharap upaya-upaya yang sedang dilakukan oleh SKK Migas bersama PHR mendapatkan dukungan penuh dari para pemangku kepentingan. Ini sangat penting karena kami berharap WK Rokan tetap menjadi salah satu WK terbesar di Indonesia yang menjadi andalan dalam memenuhi target produksi 1 juta BOPD (barel per hari) dan 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari) pada 2030 mendatang," paparnya.
(wia)