
103 Sumur Dibor Chevron Jadi Modal Awal Pertamina di Rokan

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Hulu Rokan, unit usaha PT Pertamina (Persero), mulai hari ini, Senin (09/08/2021) mengelola Blok Rokan, Riau. Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar kedua di Tanah Air saat ini, setelah Blok Cepu yang dioperasikan Exxon Mobil Cepu Ltd (EMCL).
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, PT Chevron Pacific Indonesia selaku Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Blok Rokan sebelumnya telah mengebor 103 sumur hingga kontrak berakhir kemarin, Minggu, 8 Agustus 2021.
Menurutnya, 103 sumur yang telah dibor Chevron di Blok Rokan ini bisa menjadi modal awal Pertamina untuk melanjutkan kegiatan pengeboran dan menjaga level produksi agar tidak turun.
"PT CPI telah menyelesaikan 103 sumur dan beberapa sumur memberikan performa yang lebih besar dari yang diperkirakan. Kami harapkan ini menjadi modal awal Pertamina mengembangkan WK Rokan," papar Dwi dalam acara "Serah Terima WK Rokan", Senin dini hari (09/08/2021).
"Kami harapkan tim Pertamina juga sudah melakukan proses change management dan siap bekerja, memahami dan beradaptasi dengan sistem Pertamina karena perbedaan budaya tidak menjadi masalah, justru malah memperkaya," tambahnya.
Seperti diketahui, Chevron telah berada di Indonesia sejak 1924 di mana saat itu bernama Standard Oil Company of California (Socal), lalu berganti menjadi Caltex. Adapun temuan sumber minyak raksasa pertama kali di Lapangan Duri pada 1941 dan Lapangan Minas pada 1944, yang merupakan awal mula perjalanan Blok Rokan hingga saat ini.
Caltex kali pertama memproduksi minyak dari Blok Rokan ini pada 1951 dan terus menanjak hingga mencapai puncaknya pada 1973 dengan tingkat produksi 1 juta barel per hari (bph).
Dwi mengatakan, Blok Rokan bahkan sempat menyumbang 83% dari produksi minyak nasional. Secara akumulatif sejak 1951 hingga 2021, produksi minyak Blok Rokan mencapai 11,69 miliar barel.
Selama 2021, hingga akhir Juli 2021, produksi minyak di Blok Rokan rata-rata tercatat mencapai 160,5 ribu barel per hari (bph) dan produksi gas sebesar 41 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, ada sebanyak 2.689 karyawan Chevron yang akhirnya bergabung ke Pertamina Hulu Rokan.
![]() Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto Saat Serah Terima WK Rokan. (Tangkapan Layar Youtube @Humas SKK Migas) |
Nicke mengatakan, Pertamina juga berkomitmen melanjutkan program yang sudah berjalan, termasuk Enhanced Oil Recovery. Pertamina pun menganggarkan investasi US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28,8 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$) untuk pengelolaan Blok Rokan hingga 2025.
Nicke mengatakan, Pertamina berencana mempertahankan produksi pasca alih kelola Blok Rokan ini dengan melakukan pengeboran pada wilayah sumur yang sudah ditetapkan.
"Untuk mempertahankan produksi pasca alih kelola, dengan melakukan pengeboran yang sudah ditetapkan, Agustus-Desember melakukan 161 sumur pengeboran, dan di tahun 2022 ada tambahan 500 sumur," katanya dalam acara yang sama tadi malam.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Transisi Blok Rokan, SKK Migas: Tenaga Kerja Lokal Diutamakan
