Kebijakan Beli Rumah Bebas PPN Diperpanjang, Pengusaha Happy!

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
08 August 2021 21:00
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Ilustrasi perumahan (Dokumentasi CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha properti merespons positif keputusan pemerintah memperpanjang jangka waktu pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) atas penyerahan rumah tapak dan unit hunian rumah susun. Mereka meyakini penjualan akan melesat di semester II-2021.

"Jualan rumah akan terus bertambah. Kita hidup optimis karena sudah diberi subsidi. Januari-Juni itu nilai penjualan properti nonsubsidi mencapai Rp 20 triliun. Kita harapkan Juli-Desember itu nilai penjualnya juga Rp 20 triliun, jadi total Rp 40 triliun," ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Real Estate Indonesia Totok Lusida kepada CNBC Indonesia, Minggu (8/9/2021).

Menurut dia, penjualan rumah tapak dan apartemen akan meningkat seiringan. Karena pengembang mulai menggencarkan penjualan apartemen, melihat minat pembeli terhadap apartemen kurang bergairah pada semester I.



Totok mengatakan stok properti juga sudah tersedia, sebagai antisipasi peningkatan penjualan. Melihat isu perpanjangan insentif PPN ditanggung pemerintah ini sudah mencuat dari bulan Maret-Juni lalu.

"Dari isu itu diperpanjang pengembang ya udah siap-siap. Jadi rumah yang sedang dibangun waktu itu bisa selesai sebelum Desember nanti," katanya.

Totok juga mengatakan perpanjangan insentif ini akan berdampak mengingat sektor properti memiliki multiplier effect yang besar kepda industri lainnya seperti semen, baja, kayu dan lain-lain.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengembang Happy, Rumah di Bawah Rp 2 M Laris Gegara PPN 0%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular