APBN Jadi Alasan Ekonomi RI Tak Melorot Terlalu Dalam!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Jumat, 06/08/2021 14:58 WIB
Foto: Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi covid-19 menekan perekonomian dalam negeri sejak tahun lalu. Namun bila dibandingkan dengan negara lain, kontraksi yang dialami Indonesia tidak begitu dalam.

Apa penyebabnya?

"Peran fiskal jadi fleksibel ketika dibutuhkan fiskal, fiksal masuk, dan jadi penahan agar growth tidak melorot lebih dalam," ungkap Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam acara Himbara bertema 'Sinergi Menjaga Momentum dan Optimisme Pemulihan Ekonomi' live di CNBC Indonesia pada, Jumat (6/8/2021).


Kontraksi paling dalam terjadi pada kuartal II-2020, dengan realisasi -5,3%. Pada kuartal selanjutnya ekonomi terus tumbuh hingga berhasil keluar dari resesi pada kuartal II-2021 dengan pertumbuhan 7,07%.

Sejak awal pandemi, fiskal lewat anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dirancang lebih fleksibel. Di antaranya pemerintah lewat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bisa menggeser pos belanja hingga pembiayaan secara langsung agar tujuan penanganan covid bisa terlaksana dengan cepat.

"2020 keseluruhan tahun semua komponen negatif kecuali pengeluaran pemerintah. Konsumsi, investasi, dan ekspor impor turun. Hanya pengeluaran pemerintah positif pertumbuhannya. Itu role fiskal yang jadi bamper," terangnya.

Dampak dorongan fiskal terlihat cukup signifikan pada awal 2021. Di mana mampu mendorong sumber pertumbuhan lain, seperti konsumsi rumah tangga yang memang memiliki porsi besar dalam perekonomian.

Maka dari itu pada kuartal II-2021 seluruh sumber pertumbuhan ekonomi positif. "Di seluruh komponen itu positif, investasi positif, ekspor impor positif. Ini hakikat pemulihan. Pemulihan tidak hanya mengandalkan pemerintah tapi pengusaha dan masyarakat," ujar Suahasil.

Covid belum selesai, artinya tantangan masih ada. Kini mobilitas kembali diperketat akibat lonjakan kasus covid. Sumber pertumbuhan tadi dimungkinkan kembali tertekan sehingga peran fiskal akan didorong lebih cepat.

"Kita jaga supaya penularan covid dan gerak ekonomi masyarakat bisa imbang. Ini selalu diupayakan pemerintah melalui instrumen fiskal dan teman-teman di BUMN," pungkasnya.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: APBN Mei 2025 Defisit Rp 21T, Menkeu Klaim Masih Kecil