Hati-hati, Ini Risiko Buat Ekonomi RI Versi Sri Mulyani!
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 masih bisa tumbuh positif. Namun ada risiko besar yaitu pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) terutama karena kehadiran varian delta yang lebih menular dari sebelumnya.
"Momentum bisa terjaga apabila pelaku ekonomi dan masyarakat bisa menjaga. Kita harap berada di range 4-5,7% untuk kuartal III ini," ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (5/8/2021).
Akan tetapi, lanjut Sri Mulyani, ada risiko ke bawah (downside risk) yang perlu diwaspadai. Risiko itu adalah penyebaran virus corona varian delta.
Di sisi permintaan, penyebaran virus corona varian delta akan mempengaruhi konsumsi rumah tangga dan ekspor. Sebab, virus corona varian delta sudah menyebar di negara-negara tujuan ekspor utama Indonesia.
"RRT sedang menerapkan pengetatan. Amerika Serikat juga terjadi kenaikan kasus. Di Jepang juga ada, Korea Selatan pun sama," kata Sri Mulyani.
Namun, Sri Mulyani masih meyakini bahwa investasi atau Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) tetap bisa bertahan. Sebab, investasi adalah indikator yang brjangka panjang yang tidak bisa berhenti begitu saja.
"Konsumsi semen, besi baja, impor barang modal, pasti akan memberikan dukungan kegiatan investasi pada kuartal III. Saya harap investasi tetap bertahan. Kalau credit growth sudah mulai positif, juga akan memberi dorongan yang baik," papar Bendahara Negara..
Di sisi lapangan usaha, tambah Sri Mulyani, sektor yang rentan terhadap pukulan pandemi di antaranya adalah perdagangan, transportasi dan pergudangan, serta akomodasi makan-minum. Pada kuartal II-2021, sektor-sektor ini tumbuh impresif tetapi menyimpan kerentanan.
"Momentumnya sangat kuat, tetapi mudah terpengaruh oleh kenaikan kasus Covid-19. Biasanya langsung terpengaruh karena penurunan mobilitas," tegasnya.
Sementara industri manufaktur, demikian Sri Mulyani, diyakini masih berdaya tahan. Impor bahan baku, barang modal, akan mendorong industri manufaktur.
(aji/aji)