Bukan Lagi Lansia, RI Catat Banyak Kematian di Usia Produktif
Jakarta, CNBC Indonesia - Satgas Penanganan Covid-19 mencatat lonjakan angka kematian sepanjang Januari hingga Juli terjadi pada Juni hingga Juli yang mencapai 27.409 kematian dalam sebulan.
"(Kematian) naik 348% atau 4 kali lipat lebih tinggi. Bulan Juli peak nya, secara bulanan besar," kata Ketua Bidang Data Dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19, Dr. Dewi Nur Aisyah di Jakarta, Rabu (4/8/2021).
Pekan pertama Juli tercatat ada 4.400 kasus kematian. Pekan berikutnya mengalami kenaikan ada 6.300 kematian. Selanjutnya pekan ke tiga dan keempat berturut-turut angka kematian tercatat 8.300 dan 11.076 orang.
"Secara rata-rata artinya pekan terakhir Juli dalam sehari ada 1.582 orang meninggal. Pekan kedua Agustus harapannya angka kematian mengalami penurunan," imbuhnya.
Selanjutnya dari angka kematian tersebut terlihat kelompok rentan bukan lagi usia 60 tahun ke atas. Dewi membuat hitungan perbandingan antara Juni dan Juli, di mana angka kematian terbanyak bukanlah usia di atas 60 tahun.
"Usia 46-59 tahun, yang awalnya total kematian 2.500 orang menjadi 13.000 orang, naik lima kali lipat atau 437%," ujarnya.
Kelompok usia kedua yang mencatat angka kematian tertinggi adalah usia 31 sampai 45 tahun yang awalnya secara total (Juni) 964 kematian naik menjadi 5.159 alias naik 435%.
Menurut dia, usia 60 tahun ke atas juga masih tinggi, namun kenaikannya tercatat tiga kali lipat. Yang artinya kenaikan kematian yang tertinggi berada di rentang usia 31 sampai 45 tahun dan 46 sampai 59 tahun.
"Juli banyak kematian usia lebih muda di bawah 60 tahun. Hati-hati siapapun juga karena ada kenaikan kematian signifikan," pungkasnya.
Informasi saja, berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI hingga Rabu (4/8) pukul 12.00 WIB, tambahan kasus kematian tercatat 1.747 orang. Secara total angka kematian telah menembus 100.636 orang.
Lima provinsi yang mencatat total angka kematian terbesar adalah Jawa Timur (21.670 orang), Jawa Tengah (20.947 orang), DKI Jakarta (12.531 orang), Jawa Barat (9690 orang) dan DIY (3.634 orang).
(yun/yun)