Internasional

Awas Minyak, Ramai Pembajakan Kapal Tanker di Laut Arab

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Rabu, 04/08/2021 14:05 WIB
Foto: MV Asphalt Princess (Tangkapan Layar/Foto: Steve Geronazzo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah kapal tanker dilaporkan mengalami insiden pembajakan di wilayah Teluk Oman lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA). Hal ini diketahui dari sebuah laporan pelacakan maritim

Mengutip laporan BBC, kapal motor Asphalt Princess yang berbendera Panama itu dikabarkan dimasuki oleh sembilan pria bersenjata yang meminta agar kapal itu berlayar ke Iran pada Selasa, (3/8/2021). Kapal itu sendiri diketahui dioperasikan oleh perusahaan yang berbasis di Dubai, UEA.


"Sebuah kapal berbendera Panama telah dibajak oleh orang-orang bersenjata di Teluk Oman dan diperintahkan untuk berlayar ke Iran," lapor konfirmasi lembaga pelacakan maritim Lloyd List Maritime Intelligence, dikutip Rabu (4/7/2021).

Kapal itu sendiri dilaporkan sedang dalam perjalanan untuk memasuki Selat Hormuz. Dalam laporan itu, Asphalt Princess dilaporkan sedang dalam antrean masuk ke Selat yang membawa seperlima pasokan energi dunia itu.

Diketahui juga bahwa empat kapal di sekitar Asphalt Princess juga mendapatkan ancaman pembajakan. Mengutip Associated Press (AP) yang mengutip MarineTraffic.com, keempat kapal tersebut diidentifikasi sebagai Ratu Ematha, Golden Brilliant, Jag Poofa dan Abyss.

Insiden di salah satu jalur air tersibuk dunia itu terjadi beberapa hari setelah sebuah kapal tanker terkait Israel diserang saat menuju UEA. Kapal tanker Mercer Street yang berbendera Liberia itu di-drone di perairan lepas pantai Oman pada pekan lalu.

Kapal itu merupakan kapal yang disewa Zodiac Management, sebuah perusahaan Inggris yang dimiliki miliarder Israel Eyal Ofer, dari sebuah perusahaan Jepang. Dalam penyerangan itu, dua orang awak kapal berkewarganegaraan Rumania dan Inggris dilaporkan tewas.

Beberapa pihak seperti Israel, Inggris, dan Amerika Serikat (AS) menduga bahwa aksi-aksi ini didalangi oleh Iran. Pasalnya, Iran merupakan salah satu negara terkuat yang juga memiliki kehadiran besar di wilayah perairan itu. Dan dengan kejadian ini, perundingan kesepakatan nuklir Teheran bisa saja terhambat.

Pihak gedung putih menyebut bahwa mereka saat ini tetap fokus untuk mengamati perkembangan terkini dari Asphalt Princess.

"Kami mengetahui laporan insiden maritim di Teluk Oman. Kami prihatin. Kami sedang menyelidikinya," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price.

Iran sendiri membantah tuduhan-tuduhan ini. Teheran menyebut bahwa tuduhan ini tidak berdasar dan tidak bertanggung jawab.

"Laporan yang melibatkan pembajakan kapal pada hari Selasa adalah mencurigakan dan memperingatkan semua pihak yang segala upaya untuk menciptakan suasana yang salah" terhadap Teheran," tulis Iran dalam laporan kementerian luar negerinya.

Sementara itu, insiden ini diketahui belum menjadi katalis yang begitu mengerek harga minyak global. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate dilaporkan untuk September turun hampir 1% pada US$ 70,50 per barel (Rp 1 juta), turun dari posisi sebelumnya sehari sebelum insiden ini.

Namun, mantan analis CIA untuk strategi komoditas global Helima Croft mengatakan situasi ini mengkhawatirkan. Ia menduning bisa saja pasukan Pengawal Revolusi Iran (IRCG) terlibat.

"Ini harus diletakkan dalam konteks Iran yang terus membuat kemajuan dalam memulai kembali nuklir dengan latar belakang pemerintah baru yang 'garis keras' ... Ini meningkatkan risiko eskalasi yang tidak diinginkan," katanya.

Iran sendiri kini tengah melakukan pembicaraan nuklir dengan AS dan kekuatan global. Ketegangan soal ini diyakini akan menganggu pasar minyak.

"Jika kita melihat tanda-tanda nyata dari gangguan produksi atau pengiriman, pasar akan bergerak sangat cepat," katanya.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina Perkuat Keamanan Armada di Laut Internasional