
Belajar dari Krisis 98, RI Butuh Waktu Sangat Lama Buat Pulih
![[DALAM] Indonesia Resmi Resesi!](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/11/05/dalam-indonesia-resmi-resesi_169.jpeg?w=900&q=80)
Jakarta, CNBC Indonesia - Perekonomian Indonesia butuh waktu lama untuk pulih dari sebuah krisis. Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, pada krisis 1998 lalu Indonesia bahkan membutuhkan waktu sekitar 10 tahun untuk mengembalikan perekonomiannya ke tingkat sebelum terjadi krisis.
"Karena kita belajar dari pengalaman krisis Indonesia 98 ternyata trajectory (pemulihan ekonomi) Indonesia untuk mengembalikan tingkat sebelum krisis butuh waktu yang sangat lama. Bahkan sampai saat ini kita belum bisa mengembalikan kepada trajectory PDB jika tidak ada krisis 98," ujarnya dalam webinar virtual, Rabu (4/8/2021).
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan juga akan terjadi karena krisis pandemi Covid-19 ini. Untuk menghindarinya dan bisa pulih lebih cepat maka pemerintah harus membuat langkah besar.
"Inilah dampak permanen yang kemungkinan kita bisa juga alami setelah Covid-19 ini, jika kita tidak melakukan perubahan yang fundamental," kata dia.
Ia menjelaskan, salah satu dampak yang terlihat selain pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi adalah terkoreksinya tingkat kesejahteraan dan penurunan status Indonesia. World Bank merilis bahwa status Indonesia di tahun 2020 turun menjadi negara berpendapatan menengah bawah.
"Dampak Covid memberikan tekanan yang luar biasa, tidak saja aspek ekonomi tapi dampak terhadap aspek sosial dan lingkungan. Kontraksi ini menyebabkan terkoreksinya tingkat kesejahteraan dan status Indonesia. Tahun 2019 Indonesia sudah upgrade naik statusnya jadi upper middle income, di tahun 2020 kita kembali terkoreksi jadi negara berpendapatan menengah bawah," jelasnya.
Selain itu, dampak Covid juga terlihat dari kemiskinan Indonesia yang bertambah banyak. Ketimpangan juga semakin melebar yang terlihat dari tenaga kerja yang beralih dari sektor produktivitas yang lebih tinggi ke sektor informal.
"Jadi fenomena perpindahan dari sektor formal ke informal dalam sektor tenaga kerja ini juga perlu mendapat perhatian," paparnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Dia Poin Penting Sri Mulyani Soal Kebangkintan Ekonomi RI