Pertamina Tembus Fortune 500, Ini Respons Ahok-Erick Thohir
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) kembali mencatatkan namanya dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2021. Bahkan, Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan asal Indonesia yang masuk ke dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2021.
Berdasarkan Fortune Global 500 tahun 2021, Pertamina masuk ke peringkat 287 dengan nilai pendapatan perusahaan pada tahun buku 2020 sebesar US$ 41,47 miliar dan laba US$ 1,05 miliar.
Ini tentunya menjadi kabar baik bagi Pertamina setelah sebelumnya pada tahun lalu perusahaan terdepak dari daftar Fortune Global 500 ini.
Atas capaian ini, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan karena capaian ini menurutnya tidak bisa lepas dari dukungan dari berbagai pihak, baik jajaran direksi, dewan komisaris, pekerja Pertamina Group, pemegang saham, pemerintah, masyarakat, dan juga pemangku kepentingan lainnya.
"Hal ini juga merupakan pengakuan dunia internasional bahwa Pertamina sejajar dengan world class company lainnya," ungkap Nicke, seperti dikutip dari keterangan resmi perseroan, Selasa (03/08/2021).
Dia mengatakan berbagai tantangan dihadapi Pertamina sejak pandemi melanda tahun lalu. Pertamina mengalami triple shock sehingga mengalami penurunan pendapatan secara signifikan.
Namun dengan inovasi dan terobosan bisnis yang dilakukan di seluruh lini bisnis serta transformasi organisasi yang tengah dijalankan, Pertamina mampu meningkatkan pendapatan perusahaan hingga US$ 41,47 miliar dan mencetak laba US$ 1,05 miliar pada 2020.
Pertamina juga konsisten memastikan penyediaan energi untuk negeri melalui berbagai program, diantaranya BBM Satu Harga, Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan dan Petani, pembangunan jaringan transmisi dan distribusi gas bumi, serta infrastruktur hilir lainnya.
Melalui pencapaian kinerja operasional dan keuangan Pertamina, total pendapatan pemerintah pada 2020 yang dikontribusi dari Pertamina hampir mencapai Rp 200 triliun, yaitu melalui setoran pajak, dividen, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai Rp 126,7 triliun serta penerimaan negara dari Minyak Mentah dan Kondensat Bagian Negara (MMKBN) dari blok-blok migas Pertamina sebesar Rp 73,1 triliun.
"Tantangan pandemi Covid-19 tidak ringan. Selain memantapkan langkah untuk dapat mencapai target nilai pasar US$ 100 miliar pada 2024 mendatang, seluruh jajaran manajemen dan pekerja tetap fokus memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kami optimistis akan terus tumbuh dan terus memberikan manfaat seluas-luasnya untuk masyarakat dan negara," tutur Nicke.
(wia)