
Pertamina Tembus Fortune 500, Ini Respons Ahok-Erick Thohir
![[DALAM] Buka-Bukaan Ahok, Eksklusif di CNBC Indonesia](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/06/17/dalam-buka-bukaan-ahok-eksklusif-di-cnbc-indonesia_169.jpeg?w=900&q=80)
Atas capaian ini, Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengucapkan selamat kepada jajaran manajemen yang sudah melakukan optimasi biaya di perusahaan.
"Selamat kepada jajaran manajemen yang telah bekerja melakukan cost optimasi," kata Ahok kepada CNBC Indonesia, Selasa (03/08/2021).
Ahok mengapresiasi kinerja dari Dewan Komisaris (BOC) dan Dewan Direksi (BOD) seluruh sub-holding, karena telah bekerja mendukung kebijakan manajemen Pertamina.
"Dan juga kerja BOC BOD seluruh sub holding yang bekerja mendukung kebijakan manajemen Persero (holding)," lanjut mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Pemeringkatan Fortune Global 500 adalah ajang tahunan yang dilakukan majalah Fortune sejak tahun 1955. Tolok ukur utamanya adalah besaran pendapatan termasuk pendapatan anak perusahaan (consolidated gross revenue).
Selain itu indikator yang digunakan adalah penyertaan modal pemegang saham, kapitalisasi pasar, keuntungan, jumlah karyawan, dan sejak tahun 1990 indikator negara asal perusahaan juga dipertimbangkan dalam Fortune Global 500.
Perusahaan migas internasional yang masuk ke dalam daftar 10 besar Fortune Global 500 ini yaitu raksasa energi asal China, China National Petroleum (CNP) dan Sinopec Group yang masing-masing menduduki peringkat ke-4 dan 5 Fortune Global 500 tahun 2021.
CNP tercatat memiliki pendapatan US$ 283,96 miliar dan laba US$ 4,57 miliar pada tahun buku 2020. Sementara Sinopec tercatat memiliki pendapatan US$ 283,73 miliar dan laba US$ 6,21 miliar pada tahun buku 2020.
Sementara peringkat Saudi Aramco anjlok menjadi peringkat ke-14 pada tahun ini dengan pendapatan US$ 229,77 miliar dan laba US$49,29 miliar pada tahun buku 2020. Tahun lalu Saudi Aramco menduduki peringkat ke-6.
Adapun beberapa perusahaan migas internasional lainnya, kendati secara finansial berhasil mencapai pendapatan signifikan, namun perusahaan tersebut mengalami kerugian pada 2020, di antaranya BP (18), Royal Dutch Shell (19), Exxonmobil (23), Chevron (75) dan Petronas (277).
Berada di bawah peringkat Pertamina, Repsol di posisi 381, sedangkan dari industri lain terdapat nama Coca-Cola (370), Tesla (392) dan Danone (454).
(wia)