Biden Tak Sepenuhnya Benar, Jakarta Tenggelam Gara-Gara Ini!

News - Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
03 August 2021 19:42
Banjir rob di kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, Kamis, (27/5/2021). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Banjir rob di kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, Kamis, (27/5/2021). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden AS Joe Biden mengungkapkan soal potensi Jakarta tenggelam dalam waktu 10 tahun ke depan akibat perubahan iklim yang memicu permukaan air laut naik.

Namun, ternyata masalah ancaman Jakarta tenggelam bukan hanya dari perubahan iklim tapi ada juga ancaman dari turunnya permukaan tanah akibat eksploitasi berlebihan air tanah di Jakarta. Kawasan Pluit Jakarta Utara salah satu contoh kawasan yang ada di bawah permukaan laut.

"Penduduk Jakarta terus bertambah, investasi juga besar. Sementara di Jakarta itu sumber daya air sudah minus. Bahkan harus dipasok dari wilayah Jati luhur, dan ada potensi waduk Karian Lebak, Banten juga akan memasok air ke Jakarta," kata Pengamat Tata Kota, Yayat Supriatna dalam Profit CNBC Indonesia, Selasa (3/8/2021). 

Investasi besar sudah masuk ke Jakarta mulai dari pembangunan gedung kantor, pusat perbelanjaan, perhotelan juga tempat rekreasi membutuhkan ketersediaan air yang cepat. Sehingga jalan pintas banyak menyedot air tanah daripada sumber air yang berasal dari sistem pengolahan air dari sumber lainnya oleh perusahaan air minum.

"Baru 60% masyarakat Jakarta sudah mendapat pelayanan air yang memadai. Untuk kebutuhan skala besar tidak mampu dipenuhi perusahaan daerah. Jalan pintas yang dilakukan adalah pengambilan air tanah yang berlebihan," jelasnya.

Menurut Yayat pencurian air tanah juga masih sering terjadi termasuk oleh industri apalagi ada ketentuan pajak air tanah. Hal ini terjadi karena kebutuhan air tanah yang diizinkan dengan kebutuhan dari investasi timpang. Padahal zona pengambilan air tanah sudah ditetapkan mana yang boleh dan tidak. Namun praktiknya masih banyak terjadi pencurian air tanah.

"Untuk zona ketersediaan air tanah yang kritis itu tidak boleh. Ketentuan juga ada setiap air yang diambil itu ada retribusi dan yang menarik pencurian air itu bukan pencurian air tanah lagi, sekarang pencurian kebocoran pipa Jakarta, khususnya Jakarta Utara lebih parah lagi," jelasnya.

Jadi ada dua tipe pencurian, pertama orang yang melanggar izin atau melanggar kuota yang ditentukan. Kedua, pencurian dari pipa Perusahaan Air Minum (PAM), jadi sengaja jalur khusus lalu dijual dengan harga yang lebih murah.

"Otomatis harga air berbeda, maka pencurian itu banyak bermotif ekonomi karena tidak semua orang sanggup bayar tarif air yang ditetapkan, lalu jaringan perpipaan belum sampai ke kawasan kumuh yang sulit dibangun," jelasnya.

Dari catatan Yayat isu Jakarta tenggelam sudah lama, namun prediksi tiap pembahasan riset tidak selalu sama ada yang 2030 hingga 2040. Tapi dia membenarkan penurunan permukaan tanah di Jakarta mencapai 10 - 15 cm per tahun di beberapa bagian.

"Dalam realitas di lapangan garis pantai sudah masuk ke daratan. Pengertian tenggelam bukan seperti tsunami, tapi perlahan air masuk ke daratan, yang kecepatan tergantung dari penurunan muka tanah," jelasnya.

Selain pembuatan tanggul raksasa, salah satu upaya eksploitasi air tanah harus dihentikan. Langkah tegas yang dapat dilakukan seperti moratorium pengambilan air tanah di wilayah Jakarta.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Jakarta Sampai Demak Dalam Bahaya, Diramal Bakal Tenggelam!


(hoi/hoi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading