
Biden Tak Omong Kosong, Tanda-Tanda Jakarta Mau Tenggelam Ada
Presiden AS Joe Biden membuat pernyataan yang mengundang perhatian soal potensi ibu kota Indonesia tenggelam ke depan.

Perubahan iklim adalah ancaman yang sangat nyata. Selain mengancam keselamatan dan nyawa, perubahan iklim juga menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki/File Photo)

Joe Biden, Presiden Amerika Serikat (AS), bahkan menegaskan bahwa perubahan iklim adalah ancaman yang terbesar. Salah satu dampak perubahan iklim adalah kenaikan permukaan air laut. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki/File Photo)

"Jika, pada kenyataannya permukaan laut naik 2,5 kaki lagi, Anda akan memiliki jutaan orang yang bermigrasi, memperebutkan tanah yang subur. Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?" kata Biden dalam pidato yang dirilis whitehouse.gov. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki/File Photo)

Omongan Biden tentu bukan omong kosong. Sejumlah ahli memperkirakan Jakarta bisa tenggelam pada 2050 jika tidak ada tindakan pencegahan. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki/File Photo)

"Risiko Jakarta tenggelam bukan bahan candaan. Berdasarkan permodelan kami, sekitar 95% wilayah Jakarta Utara akan terendam pada 2050," kata Heri Andreas, Peneliti Institut Teknologi Bandung, sebagaimana dikutip dari BBC. Dalam 10 tahun terakhir, permukaan tanah di Jakarta Utara ambles 2,5 meter. Di sejumlah wilayah, tanah ambles 2,5 cm setiap tahunnya. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki/File Photo)

Mengutip laporan Verisk Maplecroft, Jakarta adalah kota dengan kerugian ekonomi termahal di Asia-Afrika akibat perubahan iklim. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki/File Photo)

Pada 2023, kerugiannya diperkirakan mencapai US$ 233 miliar. Dengan asumsi US$ 1 setara dengan Rp 14.491 seperti kurs tengah Bank Indonesia (BI) 29 Juli 2021, maka kerugian itu mencapai Rp 3.231,49 triliun. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki/File Photo)

Hubungan antara kerentanan akibat perubahan iklim dengan penambahan popoulasi sangat kuat. Kota-kota yang paling rawan saat ini masih kurang dalam hal pelayanan kesehatan dan sistem mitigasi bencana. Tekanan terhadap pelayanan dasar juga semakin besar seiring bertambahnya jumlah penduduk. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto/File Photo)

"Dampak perubahan iklim seperti banjir atau bandai tropis membawa kerusakan terhadap infrastruktur, properti, dan berbagai aset lainnya. Selain itu, ada masalah lain yaitu penyebaran penyakit dan peningkatan kriminalitas yang juga tidak bisa diabaikan," papar laporan Verisk Maplecroft.(CNBC Indonesia/ Tri Susilo/File Photo)

"Dampak perubahan iklim seperti banjir atau bandai tropis membawa kerusakan terhadap infrastruktur, properti, dan berbagai aset lainnya. Selain itu, ada masalah lain yaitu penyebaran penyakit dan peningkatan kriminalitas yang juga tidak bisa diabaikan," papar laporan Verisk Maplecroft. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki/File Photo)

Bahkan Verisk Maplecroft menempatkan Jakarta menjadi kota dengan risiko lingkungan pailing tinggi di dunia. Polusi udara, aktivitas seismik, sampai banjir menjadi risiko bagi Ibu Kota Negara. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo/File Photo)