Rekomendasi Guru Besar FK Unair, Ini Tanggapan Pemerintah

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angkat bicara terkait dengan rekomendasi Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dalam upaya penanganan Covid-19. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan FK Unair merupakan salah satu FK terbaik di tanah air.

"Terima kasih. Masukan ini akan kami bawa. Kami akan tindak lanjuti. Saya sebenarnya mengharapkan teman-teman di FK dan Fakultas Kesehatan Masyarakat beberapa kali diajak diskusi membantu Kemenkes atasi pandemi dalam empat kelompok," katanya secara virtual pada, Jumat (30/7/2021).

Empat kelompok tersebut antara lain protokol kesehatan, testing, tracing dan isolasi. Kemudian vaksinasi dan perawatan pasien Covid-19.

"Empat pilar diminta WHO agar semua negara menjalankan dengan seksama sehingga bisa mengendalikan pandemi, replication rate di bawah 1 artinya 3 orang menularkan 2 orang. Bukan 1 orang ke 4-5 seperti saat ini dengan varian delta," katanya.

Pada saat penyerahan rekomendasi secara virtual tersebut, hadir pula Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Dia mengatakan bahwa rekomendasi ini adalah energi dan semangat baru.

"Terus terang kita sudah mencoba mencari format berbagai ikhtiar dari Februari tahun lalu. Yang terus mencoba maksimalkan dengan berbagai jejaring. Salah satunya adalah format pentahelix approach, ada pemerintah, masyarakat, kampus dan media," katanya.

"Kita mendapatkan penguatan rekomendasi yang semoga bisa di break down. Terima kasih para guru besar terutama Prof Hendi, detail rekomendasi, juga tim dari RS Soetomo dan Unair," ujarnya.

Informasi saja, hari ini dilakukan serah terima rekomendasi yaitu Gerakan Aksi Bersama (Gebrak) Covid-19 sebagai upaya mengendalikan pandemi di Indonesia.

"Masalah pandemi kompleks, pemecahan harus semua lini yaitu hulu-hilir. Program gebrak serentak ini akan fokus pada pemecahan komunitas dan intra RS," ujar Ketua Tim Perumus Rekomendasi Gubu Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Prof Hendi Hendarto.