Pandemi Covid Masih Ganas, Ini Rekomendasi Guru Besar Unair
Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 di tanah air belum juga usai. Belakangan tambahan kasus positif harian yang masih berada di kisaran 45 ribu setiap hari.
Ketua Tim Perumus Rekomendasi Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Prof. Hendi Hendarto mengatakan, pandemi sudah menyebar ke seluruh dunia di mana lebih dari 200 juta orang terdampak. Pandemi memunculkan banyak permasalahan mulai dari krisis kesehatan hingga ketidakpastian yang semua sulit diprediksi.
"Masalah pandemi kompleks, pemecahan harus semua lini, yaitu hulu-hilir. Program gebrak (gerakan aksi bersama) serentak ini akan fokus pada pemecahan komunitas dan intra RS," katanya dalam acara penyerahan rekomendasi Guru Besar Universitas Airlangga kepada pemerintah secara virtual, Jumat (30/7/2021).
Adapun rekomendasi tersebut dibagi menjadi dua yaitu umum dan khusus. Untuk umum, ada empat poin yang disampaikan. Pertama seluruh komponen bangsa memahami dan satu persepsi, kemudian diperlukan partisipasi seluruh komponen bangsa, ketiga, semua kegiatan gerakan aksi bersama harus sinergi. Terakhir perlu penguatan pemanfaatan sistem teknologi informasi dan komunikasi serta keikutsertaan akademisi.
Selanjutnya, yang mencakup rekomendasi khusus pertama di hulu, yaitu masyarakat adalah kelompok paling terdampak. Mereka menderita dan harus ditolong. Tiga rekomendasi yang disampaikan antara lain penguatan pendampingan, penguatan satgas melibatkan instansi terkait, masyarakat hingga tokoh agama dan membuka komunikasi hotline untuk masyarakat yang membutuhkan.
Sementara itu di hilir adalah masalah di pelayanan kesehatan. Dikatakan bahwa telah terjadi gap supply and demand. Terbukti dari adanya lonjakan pasien dan kekurangan sarana SDM. Rekomendasi pemecahan masalah antara lain mengatasi kekurangan dengan menambah tenaga kemudian mengatasi lonjakan pasien yang diharapkan bertahap.
Adapun rekomendasi berdasarkan penyelesaian masalah di perguruan tinggi yaitu fakultas kedokteran antara lain pendayagunaan dokter umum, dokter internship, peserta PPDS dan DPJP ikut aktif berpartisipasi melalui program layanan di RS. Kemudian bersama seluruh pemangku kepentingan mencukupi APD serta kebutuhan masker N-95 dan terpenuhi jaminan kesehatan kerja. Selanjutnya melakukan perekrutan relawan untuk menjadi SDM tenaga vaksinator hingga diimbau membuat daftar/mapping donor plasma.
Lainnya adalah rekomendasi di RS, laboratorium dan kamar Jenazah. Antara lain melakukan perekrutan relawan untuk dokter spesialis hingga dokter umum, memperkuat kinerja menambah DPJP utama, membuat rincian kewenangan dan alur penugasan tenaga kesehatan, penguatan ICU termasuk mesin ECMO, ventilator dan penambahan sarana tempat tidur dan dukungan lainnya.
Kemudian setiap kabupaten/kota dilengkapi dengan peralatan laboratorium PCR, menambah sarana prasarana kamar jenazah termasuk crane hingga mengupayakan insentif yang layak untuk tenaga pemulasaraan jenazah, sopir ambulans, pembantu perawat, hingga IT.
"Sebagai akhir, dengan memperhatikan data dan akhir pandemi yang sulit bagaimana ketahanan bangsa menghadapi ini? Gebrak ini bersifat dinamis dan fokus. Setiap saat bisa berubah mengikuti kondisi yang terjadi," pungkasnya.
(yun/yun)