
Ini 4 Syarat RI Bisa Capai Bebas Emisi 2060

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan bisa mencapai emisi nol bersih (net zero emission) pada 2060 mendatang.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, untuk mencapai target emisi nol bersih pada 2060 tersebut bukan lah hal mudah. Pasalnya, ada sejumlah syarat atau indikator agar RI bisa mencapai target tersebut.
Sejumlah syarat tersebut antara lain terkait konsumsi listrik per kapita, konsumsi energi final per kapita, intensitas energi final, dan emisi CO2 per kapita.
Dari sisi konsumsi listrik per kapita, Dadan mengatakan, konsumsi listrik per kapita RI masih rendah yakni sebesar 1.112 kilo Watt hour (kWh) per kapita pada 2019, lalu pada 2020 mengalami penurunan menjadi 965 kWh per kapita karena konsumsi listrik nasional terkontraksi akibat pandemi Covid-19.
"CO2 dan lain-lain best skenario kita konsumsi listrik per kapita rendah baru 1.112 kWh, lalu turun pada 2020 karena konsumsi listrik nasional relatif kontraksi akibat pandemi," paparnya dalam Sharing Session E2S: Urgensi Transisi Energi ke Panas Bumi, Kamis (29/07/2021).
Untuk mencapai target nol emisi tersebut, maka konsumsi listrik per kapita pada 2040 harus naik menjadi 2.848 kWh, dan naik lagi menjadi 5.313 kWh per kapita pada 2060.
"Dan salah satu parameter sebagai negara maju, sejahtera masyarakatnya adalah konsumsi 5.000-an kWh, 5x dari sekarang," ujarnya.
Lalu, dari sisi konsumsi energi final per kapita harus meningkat menjadi 0,77 ton setara minyak (TOE) per kapita pada 2040 dari 2019 0,50 TOE per kapita atau 0,39 TOE per kapita pada 2020. Pada 2060, konsumsi energi final per kapita harus naik lagi menjadi 0,91 TOE per kapita.
Kemudian, dari sisi intensitas energi final harus turun menjadi 61 miliar setara minyak (BOE) per miliar rupiah pada 2040 dan 33 (BOE) per miliar rupiah pada 2060 dari 94 BOE per miliar rupiah pada 2019 dan 73 BOE per miliar rupiah pada 2020.
Lebih lanjut Dadan mengatakan, puncak dari emisi CO2 yang dihasilkan per kapita akan terjadi pada 2030 yakni sekitar 2,27 ton CO2 per kapita. Setelah itu, akan terus menurun di mana emisi CO2 per kapita ditargetkan akan turun menjadi 1,13 ton CO2 per kapita pada 2060.
"Berdasarkan modeling, peak CO2 di 2030 akan turun karena pengembangan energi baru terbarukan (EBT)," ujarnya.
Sebelumnya, PT PLN (Persero) menyebut bahwa sektor ketenagalistrikan menyumbang emisi karbon 14% dari total keseluruhan emisi nasional.
Zulkifli Zaini, Direktur Utama PLN, dalam Pekan Inovasi Energi Baru dan Terbarukan Indonesia yang digelar oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengungkapkan saat ini di tengah perkembangan teknologi, pihaknya terus mendorong pengurangan efek gas rumah kaca lewat berbagai cara.
"Porsi ini termasuk yang terendah di ASEAN, di antara lima negara terluas di kawasan ASEAN," tuturnya, seperti dikutip dari keterangan resmi perseroan, Rabu (28/07/2021).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demi Energi Bersih, PLN Garap 4 Kerja Sama Strategis