Hidup Boros & Terima Sampingan, Ribuan Pejabat China Dihukum!

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
28 July 2021 21:01
Chinese flags hang outside windows of a building at a university ahead of the 70th founding anniversary of People's Republic of China in Shenyang, Liaoning province, China September 26, 2019. REUTERS/Stringer ATTENTION EDITORS - THIS IMAGE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. CHINA OUT.
Foto: Bendera China dipasang di luar jendela sebuah gedung universitas menjelang peringatan berdirinya Republik Rakyat China yang ke-70 di Shenyang, Liaoning, China (26/9/2019). (REUTER / Stringer)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah China menghukum massal 14.336 pejabat pada bulan Juni 2021 lalu. Hal ini karena pelanggaran pejabat itu pada aturan Partai Komunis China (PKC).

Mengutip China Daily, para pejabat itu diketahui terlibat dalam sekitar 10 ribu kasus. Para pelanggar dijatuhi hukuman yang beragam.

"Para pejabat itu terlibat dalam 10.047 kasus," menurut pernyataan bulanan Komisi Pusat Inspeksi Disiplin PKCĀ dan Komisi Pengawas Nasional.

"Dari jumlah itu, 9.499 menerima hukuman disiplin atau administratif."

Kemudian dikatakan bahwa 7.054 kasus terjadi karena terlibat dalam pelanggaran birokratisme, dimana 5.672 di antaranya ditemukan gagal dalam tugas pembangunan sosial dan ekonomi atau melindungi lingkungan.

Sementara itu, Sebanyak 7.282 dihukum karena hedonisme dan perilaku boros (termasuk memberi atau menerima hadiah) serta memberikan tunjangan atau bonus yang tidak sah.

Kode delapan poin sendiri ditetapkan oleh Presiden China yang juga Sekretaris Jenderal Partai Komunis, Xi Jinping. Peraturan ini diumumkan pada 4 Desember 2012 dalam pertemuan Politbiro Partai Komunis Tiongkok.

Secara rinci, peraturan-peraturan ini bertujuan untuk menanamkan lebih banyak disiplin di antara anggota partai, dan membuat partai lebih dekat dengan rakyat. Dalam mewujudkannya, aturan ini meminta anggota partai dan pejabat khususnya untuk melakukan pekerjaan nyata dan memahami situasi praktis di lapangan.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article China Larang Orang Pamer Harta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular