Potret Seramnya Sampah Medis Bekas Covid-19, DKI Terbanyak!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
29 July 2021 07:00
Petugas pengelolaan limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) membawa limbah medis warga yang akan dipilah di Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis (30/7/20). (CNBC Indonesia/Tri Susilo) 

Pandemi Covid-19 membuat limbah medis atau infeksius di DKI Jakarta meningkat.

Kasie Pengelolaan Limbah BE Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Rosa Ambarsari, mengatakan, pada Juli 2020 atau periode kedua saat Covid-19 mewabah, DLH DKI telah memproses 206,76 kilogram limbah medis warga yang terkumpul dari lima wilayah Jakarta.

Berdasarkan data, Jakarta Selatan menjadi wilayah dengan penyumbang limbah medis tertinggi di Ibu Kota.   

Rinciannya, 85 kilogram limbah B3 dari Jakarta Selatan, 46,75 kilogram dari Jakarta Barat, 42 kilogram dari Jakarta Timur, 21 kilogram dari Jakarta Utara, dan 12 kilogram dari Jakarta Pusat.   

Pemprov DKI menggandeng pihak ketiga untuk mengolah sampah yang berpotensi masuk dalam kategori limbah bahan beracun berbahaya (limbah B3) itu.
Foto: Limbah Medis (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat total limbah medis selama pandemi Covid-19 sampai dengan Juli 2021 mencapai 18.460 ribu ton.

Banjirnya sampah medis mulai menggugah pertanyaan dalam benak, apakah sampai saat ini sudah ditemukan adanya penularan Covid-19 yang berasal dari limbah medis tersebut?

Menteri LHK Siti Nurbaya mengaku tidak mengetahui secara pasti apakah ada kasus yang berasal dari penularan limbah medis. Hal tersebut, kata dia, masih dalam penelitian lebih lanjut.

"Kalau dari konteks penularannya, saya belum bisa lihat soal dari limbah medis lalu kasusnya banyak, lalu menular bagaimana," kata Siti, Rabu (28/7/2021).

Namun, berdasarkan data KLHK memang terlihat terjadi peningkatan sampah medis setidaknya dalam beberapa bulan terakhir, terutama di pulau Jawa seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, hingga Jawa Timur.

Misalnya di Jawa Barat, pada 9 Maret volume limbah medis mencapai 74.03 ton yang kemudian melonjak secara signifikan hingga 836.975 ton pada 27 Juli. Begitupun limbah medis di Jawa Tengah pada 9 Maret hanya 122,82 ton menjadi 502.401 ton pada 27 Juli.

Sementara itu, limbah medis di Jawa Timur pada 9 Maret mencapai 509,16 ton yang kemudian melonjak sampai 629.497 ton pada 27 Juli. Kemudian, sampah limbah Banten pada 9 Maret mencapai 228,06 ton menjadi 591,79 ton pada 27 Juli.

"Jadi ada logika peristiwa lapangan, ada logika datanya juga. Tapi ini saya hanya mempelajari dari volume saja," katanya.

Lantas, bagaimana dengan DKI Jakarta?

"DI DKI bulan Maret 7.496,5 ton, di 27 Juli 10.939.053 ton. Kelihatannya korelasi itu ada, dan kita memang harus teliti banget terkait penularannya," kata Siti.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sampah Masker Hingga APD Bekas Covid-19 Tembus 18.460 Ton!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular