Internasional

Penyebab Meledaknya Covid-19 Iran hingga Sempat Salip RI

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
28 July 2021 08:25
Supporters of Iranian president-elect Ebrahim Raisi celebrate after he won the presidential election in Tehran, Iran, Saturday, June 19, 2021.   Initial results released Saturday propelled Raisi, a protege of the country's supreme leader, into Tehran’s highest civilian position. The vote appeared to see the lowest turnout in the Islamic Republic’s history.  (AP Photo/Ebrahim Noroozi)
Foto: Pendukung presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi merayakan setelah ia memenangkan pemilihan presiden di Teheran, Iran, Sabtu, 19 Juni 2021. (AP Photo/Ebrahim Noroozi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Lonjakan kasus baru Covid-19 terjadi di Iran, bahkan sempat melampaui Indonesia. Pada Selasa (27/7/2021) Negeri Persia itu menemukan 34.951 infeksi baru yang terjadi dalam 24 jam terakhir yang diiringi 357 kematian.

Jumlah infeksi harian Iran kemarin merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Mengutip Worldometers, Iran masuk lima besar bersama AS (59.320), Indonesia (45.203), India (42.928), dan Brasil (41.411).

Penambahan ini merupakan rekor terbesar Iran dalam penambahan kasus harian. Hal ini juga dikonfirmasi pejabat kesehatan setempat

"Beban kasus Covid-19 harian Iran melewati angka 30.000 untuk pertama kalinya pada Senin," kata kementerian kesehatan di Teheran, dikutip dari TRT World, Selasa (27/7/2021).

Penambahan kasus harian yang berada di atas level 30 ribu ini nyatanya diiringi 357 kematian. Kemarin, Iran menjadi enam besar negara dengan kasus kematian terbanyak di dunia, setelah Indonesia (2.069), Brasil (1.320), Rusia (779), India (640) dan Afrika Selatan (370).

Dengan jumlah ini, Iran menjadi salah satu yang tertinggi di dunia dalam penambahan kasus harian. Rendahnya vaksinasi dan varian Delta yang mewabah menjadi penyebab kenaikan kasus sejak awal Juli 2021.

Pemerintah pun akhirnya melakukan pembatasan sosial dengan penutupan kantor-kantor negara, tempat-tempat umum, dan bisnis yang tidak penting di ibu kota Teheran. Sayangnya, penguncian itu tidak terlihat sebagaimana mestinya karena mal dan pasar Teheran masih sibuk seperti biasa dan para pekerja memadati kantor dan stasiun metro.

"Pihak berwenang Iran telah menghindari penerapan aturan berat pada populasi yang tidak mampu menanggungnya," tulis Times of India, Rabu (28/7/2021).

"Negara, yang telah menderita wabah virus terburuk di kawasan itu, terhuyung-huyung dari serangkaian krisis, sanksi keras AS, isolasi global, gelombang panas, pemadaman listrik terburuk dan protes yang sedang berlangsung karena kekurangan air di barat daya."

Pejabat Kesehatan memperingatkan bahwa rumah sakit di ibu kota sudah kewalahan dengan pasien Covid-19 yang 'sesak napas terlalu banyak untuk ditangani'. Kurang dari 3% warga Iran telah divaksinasi penuh di negara yang terkena sanksi itu.

Iran sendiri menggunakan vaksin lokal dan Sinopharm dalam upaya menangani Covid-19. Iran juga mengimpor vaksin Sputnik V Rusia, serta vaksin Oxford-AstraZeneca melalui program Covax yang didukung PBB.


(dob/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular