Internasional

Kasus Covid-19 'Meledak', Vietnam Lockdown Ibu Kota Hanoi

tahir saleh, CNBC Indonesia
Minggu, 25/07/2021 07:10 WIB
Foto: AP/Hau Dinh

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Vietnam akhirnya memberlakukan penguncian wilayah atau lockdown selama 15 hari di ibu kota, Hanoi, demi mengatasi lonjakan kasus infeksi virus corona.

Perintah penguncian, yang dikeluarkan pada Jumat malam (23/7), itu akan melarang pertemuan lebih dari dua orang di muka umum. Hanya kantor pemerintah, rumah sakit, dan bisnis penting yang diizinkan tetap buka.

Pusat kota yang biasanya ramai berpenduduk 8 juta orang itu kosong dan toko-toko tutup ketika penguncian mulai berlaku pada Sabtu (24/7), meskipun orang-orang masih terlihat di jalan-jalan di pinggiran ibu kota. Dengan berlaku 15 hari, maka lockdown akan berakhir pada 7 Agustus mendatang.


"Saya pikir orang-orang di Hanoi seperti saya sendiri setuju dengan keputusan tiba-tiba dari pemerintah untuk mengunci kota," kata penduduk lokal Nguyen Van Chien seperti dikutip oleh kantor berita AFP, dilansir Minggu (25/7).

"Kita harus mengambil risiko ekonomi untuk melawan pandemi ini," tambahnya.

Awal pekan ini, pihak berwenang telah menangguhkan semua kegiatan di luar ruangan di Hanoi dan memerintahkan bagi usaha atau bisnis yang tidak penting (dalam artian bukan usaha krusial) untuk ditutup menyusul peningkatan kasus.

Pada Jumat, Hanoi melaporkan 70 infeksi yang dikonfirmasi, tertinggi di kota itu, bagian dari rekor 7.295 kasus di negara itu dalam 24 jam terakhir.

Hampir 5.000 di antaranya berasal dari kota metropolitan terbesar di Vietnam, Kota Ho Chi Minh selatan, yang juga telah memperpanjang pengunciannya hingga 1 Agustus.

"Saya sudah berada di dalam ruangan selama sebulan. Situasi di kota kami menakutkan," kata penduduk Le Bich Thanh kepada AFP.

Sekitar sepertiga dari 100 juta orang Vietnam sudah tunduk pada perintah penguncian wilayah ini.

Dalam gelombang terbaru Covid-19 sejak April, Vietnam telah mencatat lebih dari 83.000 infeksi dan 335 kematian.

Pertemuan Majelis Nasional yang dibuka di Hanoi pada hari Selasa dengan 499 delegasi masih berlangsung, meskipun dipersingkat menjadi 12 hari dari 17 hari semula. Menurut Majelis Nasional, para delegasi dalam pertemuan itu telah divaksinasi dan diisolasi di hotel.

Vietnam adalah salah satu dari sedikit negara ekonomi yang berkembang tahun lalu karena keberhasilannya dalam menahan virus selama gelombang pertama pandemi.

Tetapi pengadaan dan pemberian vaksin yang lambat, dengan hanya hampir 4,5 juta dosis yang diberikan sejauh ini, menjadi satu pemicu lonjakan kasus ini. Vietnam juga mengembangkan inokulasinya (penelitian pemindahan mikroorganisme) sendiri dan pihak berwenang mengatakan mereka berharap bisa mencapai kekebalan komunal (herd immunity) pada awal 2022.

Vietnam memiliki kebijakan untuk merawat semua penderita Covid-19 di rumah sakit, menempatkan pekerja medis dan rumah sakit di bawah tekanan besar, meskipun aturan tersebut telah dicabut di beberapa daerah.

Sebelumnya Vietnam sudah melakukan lockdown Kota Ho Chi Minh mulai 9 Juli lalu. Itu dilakukan setelah terdapat penambahan kasus sebanyak 8.000 orang selama gelombang baru corona.

"Untuk mengendalikan pandemi dengan cepat, Kota Ho Chi Minh bertekad untuk lebih memperketat pembatasan," ujar Wali Kota Ho Chi Minh, Nguyen Thanh, dikutip dari Channel News Asia.


(tas/tas)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Vietnam Resmi Jadi Negara Ke-10 Mitra BRICS