
PPKM Bakal Dilonggarkan, Satgas: Masih Banyak yang Dibenahi

Jakarta, CNBCÂ Indonesia- Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Selasa (20/7) lalu telah menyampaikan bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat akan dibuka bertahap apabila kasus mengalami penurunan selama sampai dengan 25 Juli 2021.
Menurut Juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, jika dilihat pada 7 hari ke belakang, secara nasional kasus positif mengalami penurunan, semula 56.757 pada 15 juli menjadi 33.772 pada 21 Juli, atau turun sebesar 40%. Kesembuhan selama 7 hari terakhir juga menunjukkan adanya peningkatan, yaitu sebesar lebih dari 70%.
"Jika dilihat pada persen kasus aktif, terlihat mulai mengalami penurunan selama 3 hari terakhir," ujar Prof. Wiku, Kamis (22/7).
Dia juga mengatakan, persentasi Bed Occupancy Ratio (BOR) atau keterisian tempat tidur harian di tingkat nasional juga konsisten mengalami penurunan selama 7 hari terakhir, dari 76,26% menjadi 72,82%. Adanya perkembangan yang baik ini patut disyukuri.
Prof. Wiku menyampaikan berterima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan yang tidak kenal lelah merawat pasien, juga kepada seluruh pemerintah daerah yang telah bergerak cepat dalam membantu pelaporan pasien serta kontak erat COVID-19.
Namun, dia ingin tetap menyampaikan beberapa hal yang perlu menjadi perbaikan bersama. Peningkatan testing perlu menjadi salah satu hal yang diperhatikan.
Jumlah orang diperiksa yang mengalami penurunan selama 4 hari terakhir perlu untuk segera dikejar agar meningkat Kembali. Karena, Prof. Wiku menekankan, semakin tinggi testing semakin banyak kasus yang dapat terdeteksi dan ditangani sejak dini.
Wiku menegaskan menurunkan kasus kematian harus menjadi fokus penanganan. Angka kematian yang cenderung mengalami peningkatan selama 7 hari terakhir ini patut dijadikan refleksi bersama. Terlebih sudah 6 hari berturut-turut kematian kita mencapai angka lebih dari 1000 setiap harinya.
"Ini tidak bisa ditoleransi lagi karena ini bukan sekadar angka, di dalamnya ada keluarga, kerabat, kolega, dan orang-orang tercinta yang pergi meninggalkan kita," tegas Prof. Wiku, ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (22/5/2021).
Menurutnya, kasus positif yang turun dan kesembuhan yang meningkat harus diikuti dengan kematian yang turun pula. Selain itu, zonasi risiko tingkat kabupaten/kota saat ini menunjukkan perkembangan ke arah yang kurang baik.
Saat ini Kabupaten/kota dengan zona risiko tinggi menjadi yang terbanyak sepanjang pandemi, yaitu 180 Kabupaten/kota. Zonasi ini didominasi Kabupaten/kota dari provinsi Jawa Timur sebanyak 33 kab/kota, Jawa Tengah 29 kab/kota, dan Jawa Barat 21 kab/kota.
"Untuk itu perlu dipastikan sebelum dilakukan pembukaan bertahap, kita wajib bergotong royong dalam meningkatkan testing, dan menurunkan angka kematian," kata Prof. Wiku.
Dia menambahkan, perkembangan yang sudah relatif membaik seperti kasus positif, kasus aktif, dan BOR harian yang menunjukkan penurunan, serta kesembuhan yang meningkat harus terus dipertahankan. Dengan begitu, zonasi risiko wilayah-wilayah yang saat ini berada di zona merah dapat segera membaik dan berpindah ke zona oranye dan zona kuning.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan hari ini, Kamis (22/7/2021) kasus kematian bertambah 1.449 orang. Jumlah ini merupakan rekor dan memecahkan rekor yang tercipta sehari sebelumnya 1.383 orang. Dengan pertambahan hari ini maka total kasus kematian di Indonesia mencapai 79.032 orang.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak