Kasus Corona Meledak, RI Rebutan Obat dengan Negara Lain

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Rabu, 21/07/2021 16:55 WIB
Foto: REUTERS/Jon Nazca

Jakarta, CNBC Indonesia - Persediaan obat-obatan untuk kebutuhan pasien Covid-19 masih menjadi isu saat ini, di tengah melonjaknya jumlah kasus harian.

Spekulasi di masyarakat terjadi, bahkan menyebut ada sabotase dalam pendistribusian obat dan hingga aksi-aksi mafia lainnya. Namun, perusahaan farmasi menepis hal itu, karena yang terjadi saat ini pasokan bahan baku sempat terganggu dan ada perebutan obat di pasar dunia.

Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi, Andreas Bayu Aji, mengklarifikasi isu-isu yang beredar di masyarakat soal kelangkaan obat-obatan kebutuhan pasien Covid - 19, dalam konferensi pers Apindo & Kadin, pada Rabu (21/7).


"Obat ini bukan hilang, tapi masalah supply and demand. Kita tidak pernah memprediksi ada peningkatan sampai lima kali lipat dari data kami," kata Bayu.

"Ketika awal Juni Covid - 19 itu meningkat otomatis permintaan obat naik dan hampir semua tidak siap, jadi ini masalah supply demand," tambahnya.

Makanya hingga saat ini, pengusaha farmasi terus meningkatkan kapasitas produksi untuk obat penanganan Covid - 19 yang bisa dibuat dalam negeri. Dalam satu dua minggu terakhir ini bahkan pabrik obat sudah menerapkan produksi hingga 3 shift dalam 24 jam kerja.

Sementara GP Farmasi mengaku sudah berkoordinasi dengan pemerintah, yang difasilitasi Kementerian Kesehatan terkait bahan baku impor obat yang jumlahnya 90% masih impor itu, supaya tidak terkendala di bea cukai.

"Kemenkes sudah menghubungi teman-teman Bea Cukai di Bandara Soekarno Hatta," katanya.

Bayu menjelaskan pengiriman bahan baku obat dan produk lainnya juga sempat terkendala pada minggu lalu, karena kerusakan sistem di Bea Cukai. Tapi sudah terselesaikan dengan bantuan dari Bea Cukai.

"1-2 hari terkendala bahan baku juga beberapa produk impor karena permasalahan sistem, tapi sudah diselesaikan. Prinsipnya Bea Cukai sudah membantu sehingga sekarang dan beberapa hari ke depan akan lebih lancar," katanya.

Melihat perkembangan kasus Covid - 19 saat ini GP Farmasi masih belum mendapat angka kebutuhan obat nasional baik yang bisa diproduksi dalam negeri maupun luar negeri. Pertanyaan ini juga sudah diajukan kepada Kementerian Kesehatan.

"Terutama data yang impor, karena kita harus berebut dengan negara lainnya, karena yang butuh obat bukan hanya Indonesia," katanya.

"Saat ini kita melakukan lobi ke principal obat bersama Menkes dan Wamenkes, puji tuhan ada yang bisa terpenuhi ada juga yang tidak. Tapi sebagian bisa menambah stok obat," katanya.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Menkes Dipanggil Presiden, Lapor Soal Covid-19 & Cek Kesehatan