Inggris Buka Lockdown Karena "Hanya Lansia yang Sekarat"
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah pernyataan kontroversial mengenai pelonggaran lockdown Inggris mendadak muncul di ranah publik. Pernyataan itu menyebutkan mengenai alasan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson dalam melonggarkan penguncian pada musim gugur tahun lalu ketika tren kasus mulai beranjak naik dari hanya beberapa ribu ke belasan ribu
Mengutip BBC, pernyataan itu disampaikan oleh Dominic Cummings, seorang politisi yang dulu merupakan Ketua Penasehat PM. Cummings menyebut bahwa tindakan Boris didasari oleh sebuah ketidakpeduliannya oleh penyebaran Covid-19.
"Boris Johnson enggan untuk memperketat pembatasan Covid saat kasus meningkat musim gugur lalu karena ia pikir orang yang meninggal karena itu pada dasarnya berusia 80 tahun," klaim Dominic Cummings sebagaimana dikutip BBC, Selasa (20/7/2021).
Ia juga menyebutkan bahwa Boris cenderung cuek dengan saran-saran penguncian yang diajukan oleh Layanan Kesehatan Nasional Inggris atau NHS.
"Johnson ingin membiarkan Covid "mencuci seluruh negeri" daripada menghancurkan ekonomi," tambahnya.
Pernyataan ini pun ditanggapi serius oleh kantor PM Inggris. Downing Street menyebut bahwa setiap langkah penguncian yang diambil PM Boris sudah melalui tahap uji dan konsiderasi yang mendalam.
"Perdana Menteri telah mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi kehidupan dan mata pencaharian, dipandu oleh saran ilmiah terbaik selama pandemi," sebut kantor PM Inggris.
Sejauh ini Boris Johnson memang diketahui beberapa kali tidak mengindahkan saran-saran mengenai lockdown. Terbaru Boris tetap memutuskan untuk melonggarkan penguncian pada Senin (19/7/2021) kemarin saat jumlah kasus harian bahkan menembus puluhan ribu. Selain itu, Menkes dalam kabinetnya, Sajid Javid, terkonfirmasi positif virus corona. Javid diketahui telah menerima dua dosis vaksin penuh.
Munira Wilson, juru bicara kesehatan untuk oposisi Demokrat Liberal, mengatakan positifnya Javid "menunjukkan tidak ada yang aman dari virus mematikan ini".
"Kami mendesak pemerintah untuk memikirkan kembali rencananya yang sembrono untuk hari Senin", katanya:
"Dengan melonggarkan semua pembatasan dengan kasus melonjak, mereka bereksperimen dengan kehidupan orang-orang."
Hingga saat ini, Inggris telah mencatatkan 5,4 juta kasus Covid-19 yang diiringi 128 ribu kematian akibat Covid-19 sejak virus ini melanda.
(dob/dob)