Ramalan Seram Soal India, Gelombang III Corona Lebih Dahsyat!
Jakarta, CNBC Indonesia - Apakah terjadi gelombang ketiga Covid-19 di India? Ini menjadi pertanyaan banyak pihak, imbas dari pelonggaran aturan Covid - 19 yang menyebabkan terjadinya kerumunan di tempat wisata dan pusat perbelanjaan belakangan ini.
Padahal otoritas di India sudah mewanti-wanti untuk 100 hari ke depan menjadi masa yang krusial bagi negeri Bollywood dalam penanganan virus corona dis ana. Seperti yang dilansir The Straits Times, Senin (19/7).
Ahli kesehatan dan epidemiologi percaya akan ada gelombang ketiga pandemi di India, melihat longgarnya aturan di India. Seperti tidak menggunakan masker dan aturan jaga jarak. Terutama jika virus kembali bermutasi ke varian yang lebih mengerikan.
"Gelombang ketiga diperkirakan terjadi antara Agustus dan Oktober, dengan berbagai varian virus di India, kehadiran varian yang sangat menular ini disebabkan pergerakan masyarakat yang bebas dan kerumunan orang di sejumlah tempat," Jelas Presiden Yayasan Kesehatan Masyarakat India, Profesor K. Srinath Reddy.
"Dan banyaknya orang tidak divaksinasi akan menciptakan gelombang ketiga. Jika kita amati untuk mencegah kita harus membatasi pergerakan di awal bukan di akhir," tambahnya.
Menurutnya jika masyarakat lalai maka India akan mengalami kembali lonjakan yang parah. Hal ini karena tidak semua orang sudah di inokulasi oleh vaksin, dan masih banyak jumlah orang yang rentan tersisa dalam populasi walaupun tidak sebanyak pada gelombang kedua.
Sebelumnya India mengalami gelombang kedua yang menghancurkan segala negeri itu, dengan munculnya varian Delta yang lebih menular. Dengan lebih dari 400 ribu kasus dan 4 ribu kematian setiap harinya pada puncaknya.
Sektor kesehatan berjuang mengatasi kekurangan tempat tidur rumah sakit, kekurangan oksigen dan obat-obatan. Pemerintah pun banyak di kritik karena tidak bisa berbuat banyak soal hal ini dan masih mengizinkan orang bertemu secara kelompok.
Bahkan mahkamah agung India pada Jumat (16//7) meminta negara bagian Uttar Pradesh untuk mempertimbangkan kembali keputusan untuk mengizinkan peziarah Hindu tahunan yang disebut Kanwar Yatra. Dimana umat berjalan tanpa alas kaki ke situs ziarah. Asosiasi Medis India memperingatkan agar tidak membuka penyelenggaraan kegiatan keagamaan ini terlalu cepat.
"Semangat keagamaan diperlukan, tapi bisa menunggu beberapa bulan lagi, membuka ritual ini memungkinkan orang yang belum tervaksin bebas berada di kerumunan. Dan mereka sumber potensial untuk menjadi penyebab gelombang ketiga," jelas asosiasi dalam sebuah pernyataan.
Enam bulan terakhir India telah memberikan 395 juta dosis atau setara 5,6% dari populasi yang tervaksin penuh. Sementara 17% hanya divaksin dosis pertama.
Negara ini memerlukan empat juta vaksinasi dalam sehari. Tapi untuk memenuhi target tervaksin seluruhnya pada akhir tahun ini perlu mempercepat proses vaksinasinya sebanyak dua kali lipat lagi.
Sementara India juga telah mengalami penurunan kasus, walaupun ada area yang masih menjadi perhatian. Menurut Kementerian Kesehatan setidaknya 47 dari 718 distrik di India memiliki tingkat positif lebih dari 10%, dengan peningkatan terlihat di negara bagian Kerala dan Maharashtra.
(hoi/hoi)