Warning Fitch: Ekonomi RI & India Rentan!
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah kenaikan kasus Covid-19 di beberapa negara, terutama Indonesia, Fitch Ratings menilai tekanan pandemi bakal memukul sisi rantai pasokan negara utama emerging market pada tahun ini, meski akhirnya bakal pulih kembali.
Menurut perusahaan pemeringkat global ini, tekanan ekonomi akibat pembatasan sosial di negara yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 dapat memicu tekanan ekonomi seperti tahun lalu, berupa turunnya investasi, ketersediaan pembiayaan, dan meluasnya pengajuan pailit perusahaan dan kerugian sumber daya manusia.
Kepala Ekonomi Fitch Ratings Brian Coulton mengatakan perekonomian Indonesia, India, Afrika Selatan, dan Meksiko lebih rentan terkena dampak negatif pandemi berupa penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun ini.
"Sebagian di antaranya tercermin dari tekanan PDB yang jauh lebih tajam karena dukungan kebijakan mereka di awal krisis kurang banyak. Tekanan investasi secara terpisah juga besar di negara-negara tersebut," tuturnya dalam laporan riset yang dirilis pada Jumat pekan lalu.
Di antara negara emerging market yang diteliti, lanjut dia, keempat negara tersebut diproyeksikan mengalami revisi pertumbuhan ekonomi terbesar jika dibandingkan dengan proyeksi yang sebelumnya disusun pada tahun 2019.
"Untuk Brazil, Rusia, India, Indonesia dan Meksiko, proyeksi jangka pendek terbaru kami mengimplikasikan bahwa PDB masih akan jauh di bawah potensinya pada tahun 2023," ujar Brian.
Artinya, lanjut dia, hasil akhir PDB negara-negara tersebut seharusnya bisa tumbuh lebih cepat pada 2024-2026 dibandingkan dengan potensi dari sisi suplai. Oleh karenanya, dia menilai tekanan pandemi tahun ini itu tidak akan memicu kemunduran perekonomian secara sistematis.
Alasannya, pandemi tidak terjadi di tengah timpangnya kondisi perekonomian makro dan sistem keuangan keempat negara tersebut. Masifnya skala serta kecepatan pengambilan kebijakan makro juga dinilai bakal menjadi penyelamat situasi.
Sepanjang semester I-2021, Fitch Ratings menilai peringkat negara-negara emerging market penerbit surat utang (sovereign ratings) secara umum stabil, dengan hanya 4 negara yang diturunkan peringkatnya. Angka tersebut lebih baik dibandingkan situasi pada 2020 di mana 30 negara diturunkan peringkatnya akibat pandemi.
Hanya saja negara dengan prospek negatif (negative outlook) lebih banyak, yakni 20 lebih banyak dari mereka yang dinilai memiliki prospek positif. Hal ini menandakan bahwa ada peluang penurunan peringkat lebih lanjut pada tahun ini.
Pertumbuhan ekonomi di 81 negara emerging market yang dipantau Fitch pada tahun 2010-2019 (sebelum pandemi) berada di level rata-rata 4% per tahun, atau sudah melampaui pertumbuhan ekonomi negara maju.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)