Orang Asing Eksodus dari RI, Mulai Parno Rekor Kasus Covid-19

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
18 July 2021 08:00
Atasi Masalah Defisit Transaksi Neraca Perdagangan, Target Pemasukan Sektor Pariwasata
Foto: Bandara Soekarno Hatta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang keluar warga negara asing (WNA) dari Indonesia ramai terjadi pekan ini. WNA atau para ekspatriat tersebut meninggalkan Indonesia dan pulang ke negara asal karena kenaikan kasus Covid-19 dan terus pecah rekor dalam beberapa hari ini.

Sejumlah negara mengeluarkan seruan dan mempersiapkan pemulangan warganya, yang dimulai dari pemerintah Jepang. Rencana kepulangan ini diawali oleh laporan bahwa banyaknya perusahaan Jepang yang memulangkan kembali karyawannya ke negara itu.

"Satu perusahaan akan menerbangkan pesawat sewaan pada Rabu untuk mengevakuasi karyawan dan anggota keluarga mereka dari Indonesia," tulis media NHK, Selasa (13/7/2021).

Seorang warga bernama Okutsu So yang bekerja di kantor logistik Jepang di Jakarta juga membenarkan ini. Ia mengatakan akan lebih banyak orang keluar dari Jakarta sebagai tanggapan instruksi kantor pusat mereka.

Seperti dilansir dari Nikkei Asia, Menteri Sekretariat Kabinet Jepang Katsunobu Kato mengatakan pemerintah akan mendukung pemulangan warganya dari Indonesia. Dia menjelaskan maskapai komersial Jepang akan mengoperasikan penerbangan khusus Rabu (14/7/2021).

"Dari sudut pandang melindungi warga negara Jepang, kami telah memutuskan untuk mengambil tindakan ... sehingga warga Jepang yang ingin kembali dapat kembali ke Jepang sesegera mungkin dan sebanyak mungkin," ujarnya.

Menurut Kedutaan Jepang di Indonesia, kepulangan WN Jepang pada Rabu pagi menggunakan penerbangan charter merupakan keputusan perusahaan Jepang yang mempekerjakan mereka di Indonesia.

"Penerbangan yang dilakukan tadi pagi terlaksana atas inisiatif dari perusahaan swasta Jepang dan bukan usaha evakuasi maupun repatriasi dari Pemerintah Jepang," tulis pernyataan itu.

Sehari setelahnya, muncul laporan bahwa warga Taiwan disebut akan ramai-ramai berencana meninggalkan Indonesia. Sebagaimana dimuat media Focus Taiwan, setidaknya sudah 90 orang lebih pebisnis dan ekspatriat dari negeri itu berencana kembali ke Formosa.

Mereka disebut akan terbang dengan charter pesawat 28 Juli. Warga akan kembali ke Taiwan dengan pesawat Batik Air.

Kantor Perwakilan Ekonomi dan Dagang Taiwan (TETO) di Jakarta menyatakan bahwa langkah ini diambil para pengusaha dan ekspatriat Taiwan setelah TETO mengeluarkan sebuah "rencana tanggap darurat" yang sebelumnya diusulkan oleh Kementerian Luar Negeri Taiwan.

"Saat ini penerbangan langsung antara Taiwan dan Indonesia dihentikan sementara dan TETO membantu memberikan informasi transit pesawat kepada warga Taiwan yang menghubungi kami," ujar perwakilan Taiwan Indonesia dalam sebuah pernyataan yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (15/7/2021).

Lebih lanjut, langkah pemulangan ini diketahui merupakan perintah dari para kantor pusat perusahaan Taiwan bagi karyawan dan cabangnya yang beroperasi di Indonesia.

"Jumlah penumpang yang memesan kursi pesawat mencapai 100," kata kepala pusat layanan yang didirikan Kamar Dagang Indonesia Taiwan (ITCC) untuk membantu warga Taiwan di RI guna mengatasi Covid-19, Kuo Chang-hsin, sebagaimana dilaporkan Focus Taiwan, dikutip Kamis (15/7/2021).

"Mempertimbangkan situasi di Indonesia, kamar dagang Taiwan di Jakarta, Jawa Tengah, Bali, Surabaya Jawa Timur, semuanya menyarankan anggota senior mereka kembali ke Taiwan."

Berdasarkan data ITCC dari 6 hingga 12 Juli, ada 72 warga Taiwan terinfeksi Covid-19 di Indonesia. Sebanyak 10 orang telah pulih sementara empat meninggal dunia.

Selain Jepang dan Taiwan, Pemerintah Vietnam mulai membuka termin bagi warganya yang hendak pulang ke Negeri Paman Ho. Dalam pengumuman Kedutaan Vietnam Jakarta, warga diminta mengisi formulir sebelum tanggal 23 Juli mendatang.

"Kedutaan Besar Vietnam di Indonesia (Kedubes) telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menyelenggarakan sejumlah penerbangan untuk membawa pulang warga negara Vietnam dalam status prioritas di Indonesia," bunyi pernyataan itu dalam bahasa Vietnam yang diterjemahkan CNBC Indonesia, dikutip Jumat (16/7/2021).

Saat dikonfirmasi CNBC Indonesia kepada Kedutaan Vietnam, diketahui bahwa sebenarnya negeri itu telah melakukan lima penerbangan repatriasi. Penerbangan terakhir dilakukan pada 20 Juni 2021 lalu.

"Kami melakukan lima penerbangan repatriasi dari Indonesia ke Vietnam sejak Maret 2020 hingga Juni 2021," ujar Kedutaan Vietnam melalui pesan singkat.

Kedutaan juga mengaku bahwa bila banyak warga Vietnam yang ingin pulang, maka penerbangan akan dibuka kembali.

"Ketika warga Vietnam di Indonesia ingin kembali karena pandemi, kami akan melaporkan ke Hanoi dan instansi terkait di Indonesia untuk mengatur pemulangan," tambah Kedutaan Vietnam.

Pada 20 Juni 2021 lalu, warga Vietnam memang telah melakukan penerbangan kembali ke negara itu dengan pesawat Vietjet Air, VJ 2703. Pesawat berangkat pukul 12:15 dari Bandara Soekarno Hatta dan mendarat di Bandara Can Tho pukul 15:05.

Terakhir, warga Korea Selatan (Korsel) juga dikabarkan akan meninggalkan RI. Bukan dalam keadaan sehat melainkan tengah terinfeksi corona (Covid-19). Mengutip Arirang Rabu (13/7/2021), dilaporkan bagaimana sebuah pesawat mengevakuasi sembilan warga Korsel pasien Covid-19, dengan rute penerbangan Indonesia ke Bandara Incheon, Korsel awal pekan ini. Mereka mengenakan pakaian selama penerbangan bahkan enam feri diberi oksigen.

"Sebelumnya, secara pribadi, sangat menakutkan melihat semua korban dan pasien Covid-19 dari media," ujar salah satu warga Korsel bernama Park Jae Hyun dikutip Jumat (16/7/2021).

"Namun sekarang, itu benar-benar terjadi di sekitar saya, teman-teman dan kenalan saya terkena virus dan beberapa dari mereka tidak beruntung."

Hingga Rabu (14/7/2021) tercatat 260 warga negara Korsel tertular Covid-19 di RI. Namun Asosiasi Korea di Indonesia meyakini angkanya dua kali bahkan tiga kali lipat dari jumlah saat ini, karena terdapat kasus yang tidak dilaporkan.

Sebanyak 14 warga Korsel meninggal karena Covid-19 di RI. Kematian kematian terjadi Juni, saat kasus mulai menanjak naik di Indonesia.

"Orang-orang tua perlu dirawat di rumah sakit dan menerima perawatan ketika gejalanya memburuk... Tetapi mereka tidak bisa," ujar Park Jae Han.

"Masalah mendasarnya kekurangan bangsal, dokter, dan perawat di rumah sakit."

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular