Luhut Beberkan Skenario Terburuk Covid-19, Amit-Amit 100.000
Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus Covid-19 di Indonesia belum ada tanda-tanda bakal turun. Bahkan, kasus positif per harinya sudah tembus di atas 50.000 kasus.
Melihat kondisi ini, pemerintah pun menyiapkan skenario terburuk kasus Covid-19, termasuk, amit-amit, bila kasus tembus 100.000 per hari.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Dia mengatakan, skenario terburuk yang diantisipasi saat ini adalah 60.000 kasus per hari.
Jika kasus positif per hari lebih dari 60.000 kasus, maka menurutnya ini masih bisa ditangani. Meski demikian, 100.000 kasus per hari pun mungkin saja terjadi. Oleh karena itu, menurutnya pemerintah juga akan merancang skenario terburuk sampai 100.000 kasus per hari.
"Jadi kalau kita bicara worst case scenario 60.000 atau lebih sedikit kita cukup oke, kita gak berharap sampai 100.000, tapi itu pun kami rancang kalau sampai terjadi ke sana," paparnya dalam konferensi pers, Kamis (15/07/2021).
Dia mengajak semua pihak agar melaksanakan semua skenario ini dengan jernih. Banyak anak muda menurutnya yang ikut serta bekerja keras menangani kasus Covid-19 ini.
"Saya minta mereka dibantu, jangan dikritik saja. Ada kritik sampaikan saja, yang minta ketemu kasih masukan, kami apresiasi, misalnya profesor dan guru besar UI, kami terima kasih beri masukan," ungkapnya.
Berbagai masukan yang disampaikan menurutnya memperkaya pemahaman pemerintah dan nanti akan digunakan dalam membuat keputusan dan strategi yang pas dalam menghadapi varian delta ini.
Kasus Covid-19 di Indonesia menyebar begitu cepat dikarenakan munculnya dominasi varian baru virus yakni Delta. Di mana penyebarannya bisa 5-6x lebih cepat. Menurutnya masa inkubasi dari varian baru ini bisa 2-3 minggu.
"Saya kira ini begini, kasus meroket sudah kita duga terjadi. Tapi terus terang tidak diduga secepat ini," paparnya.
Dia menyebut belum banyak yang paham betul mengenai varian delta ini. Tidak hanya Indonesia yang terkejut pada penularan varian Delta ini, namun banyak negara lain yang mengalami hal sama.
"Karena balik-balik kita mengenai delta varian ini banyak yang gak paham betul. Gak hanya kita caught by surprise, banyak negara lain yang kena," jelasnya.
(wia)