
Pertamina Mulai Kaji Pemanfaatan Hidrogen Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) terus mendorong portofolio bisnisnya ke arah energi hijau. Salah satu yang mulai dikaji yaitu pemanfaatan hidrogen.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Dia mengatakan, pada 2020 konsumsi hidrogen mencapai 2,5 metrik ton per hari, dan potensi pasarnya mencapai US$ 40 miliar.
"Dengan adanya kebutuhan dan kita yakini hidrogen adalah energi masa depan. Kita sekarang pikirkan EV battery, tapi negara lain juga mulai kembangkan hidrogen," paparnya dalam acara Investor Daily Summit 2021, Rabu (14/07/2021).
Nicke mengatakan, hidrogen ini lebih ramah lingkungan dan bisa diakses. Menurutnya, Pertamina sudah menetapkan pengembangan green dan blue hydrogen di dalam portofolio rencana bisnisnya.
"Ini lebih ramah lingkungan sangat green dan accessible dan kita juga sudah tetapkan bagaimana pengembangan green and blue hydrogen dalam aset Pertamina," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, untuk menjalankan kebijakan ini dan agar bisa masuk secara keekonomian, maka diperlukan kebijakan khusus. Misalnya saja, imbuhnya, relaksasi pada masalah fiskal dan perizinan yang harus disederhanakan.
"Yang saya yakin juga sudah masuk ke dalam agenda pemerintah, sehingga hidrogen bisa jadi masa depan Indonesia," ucapnya.
PT Pertamina (Persero) menganggarkan sekitar US$ 8 miliar atau sekitar Rp 115 triliun (asumsi kurs Rp 14.400 per US$) untuk investasi pengembangan pembangkit listrik, gas, dan energi baru terbarukan selama 2020-2024.
Pertamina mengalokasikan sekitar 9% belanja modal untuk energi terbarukan. Jika dibandingkan pemain global lainnya di mana alokasi untuk investasi energi terbarukan hanya 4%, maka menurutnya alokasi investasi Pertamina untuk energi hijau ini jauh lebih tinggi.
"Kita alokasikan sekitar 9% untuk renewable, jadi kalau benchmark dengan global player lainnya rata-rata mereka investasi renewable itu 4%, ini sudah lebih tinggi," jelasnya.
Dia mengatakan, besarnya investasi Pertamina di energi terbarukan ini dalam rangka mengejar target yang ambisius dari pemerintah. Selain itu, Pertamina juga akan investasi untuk dekarbonisasi.
"Ada beberapa upaya untuk pengurangan gas rumah kaca untuk target pengurangan 30% carbon emission di 2030, kita juga akan disesuaikan dengan target pemerintah," ungkapnya.
Berdasarkan data yang dipaparkannya, dari alokasi investasi untuk energi baru terbarukan tersebut, sebesar US$ 4 miliar akan dialokasikan untuk pembangunan pipa distribusi dan transportasi, US$ 0,3 miliar untuk proyek regasifikasi dan pencairan gas, US$ 3 miliar untuk pembangkit listrik terintegrasi, dan US$ 0,7 miliar untuk lainnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Bakal Investasi Rp 115 T untuk Energi Bersih