
Garap Energi Masa Depan, Pertamina Gaet Singapura-Jepang

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Power & New Renewable Energy Pertamina (PNRE) mengungkapkan perusahaan sudah menggaet investor asing asal Singapura, Jepang, hingga Korea Selatan, untuk menggarap energi masa depan.
Direktur Utama PNRE Dannif Danusaputro mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan perusahaan asing asal ketiga negara tersebut guna mengembangkan energi masa depan, yakni hidrogen hijau atau green hydrogen.
"Untuk hal ini Pertamina harus berpartner ini banyak sekali. Kita sudah berpartner dengan entitas party dari Jepang, Singapura, Korea, yang butuh energi baru terbarukan," jelas Dannif kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Rabu (2/8/2023).
Hal itu, lanjut Dannif, mengingat green hydrogen merupakan energi yang diklaim sebagai energi masa depan.
"Keharusan atau necessity ini adalah sektor-sektor baru buat Pertamina dan juga Indonesia, even from globally, seperti yang saya sebutkan green hydrogen, kita sepakat ini jadi energy the future," tambahnya.
Menurutnya, banyak investor yang melirik Indonesia untuk mengembangkan proyek pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT), baik tenaga angin, surya/ matahari, dan lainnya.
Hal ini menurutnya tak lepas dari potensi sumber daya yang besar dan juga pasar yang besar.
"Jadi memang pembangkitan di solar, wind, banyak investor yang melihat Indonesia market yang besar dan juga memiliki potensi besar. Jadi, kami Pertamina NRE tidak kesulitan dalam mendapatkan partner dan ini keharusan untuk kami selain mereka membawa teknologi dan pengalaman yang dilakukan untuk membangun project skala besar," paparnya.
Adapun, Dannif mengatakan pihaknya juga sudah mejalin kerja sama dengan perusahaan yang memiliki kapabilitas tinggi untuk menggarap energi panas bumi di Indonesia.
"Obviously mereka memiliki standar, kita sudah membawa partner di geothermal dari partner strategis. Dari sisi renewable energy, mereka sudah sebesar 14 Giga Watt (GW) seluruh dunia dan mereka masuk Indonesia geothermal, membawa kapabilitas mereka," tandasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar Energi Baru RI Besar, Tapi Investor Butuh Ini
