Begini Cara PLN Gencarkan Pembangkit Energi Terbarukan
Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) mengaku berkomitmen dalam mendorong pembangunan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) demi mencapai target netral karbon pada 2060 mendatang.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini.
Zulkifli mengatakan, hingga 2060 ada peluang tambahan produksi dari pembangkit listrik berbasis EBT mencapai 1.380 Tera Watt hour (TWh). Hal ini dikarenakan produksi listrik pada 2060 bisa mencapai 1.800 TWh dari saat ini sebesar 300 TWh dan ada tambahan sekitar 120 TWh dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara 35 Giga Watt (GW) dalam beberapa tahun mendatang.
Untuk mencapai target tersebut, menurutnya pengembangan pembangkit harus diselaraskan dengan suplai dan permintaan, potensi ketersediaan sumber energi setempat (resource based), keekonomian, keandalan, ketahanan energi nasional dan keberlanjutan (sustainability).
"Penyediaan listrik harus memenuhi prinsip ketahanan, keamanan pasokan, keekonomian, dan level emisi," ujarnya dalam Investor Daily Summit 2021, Rabu (14/07/2021).
Selain itu, menurutnya akselerasi pengembangan pada daerah defisit serta daerah yang menggunakan BBM sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) juga menjadi langkah strategis PLN untuk mengurangi belanja negara dalam pembelian impor BBM.
Dia mengatakan, strategi ini dilakukan melalui konversi PLTD PLN ke pembangkit berbasis EBT yang sebagian berada di daerah isolated offgrid atau di luar jaringan listrik PLN.
"Ini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek keekonomian dan pertumbuhan beban sulit diprediksi di daerah isolated, antara lain penerapan metode autocorrective incremental development," ujarnya.
Menurutnya, sistem kelistrikan dengan margin cadangan (reserve margin) besar perlu mempertimbangkan harmonisasi suplai dan permintaan, peran serta dukungan pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya dalam menumbuhkan iklim investasi di bidang industri dalam rangka peningkatan permintaan dan pertumbuhan ekonomi.
"Kondisi kelistrikan existing umumnya over supply. Empat sistem besar dengan cadangan daya berlebih terdapat di sistem Jamali (Jawa, Madura, Bali), Sumatera, Sulawesi bagian Selatan, dan Kalimantan," imbuhnya.
Dia pun menyebut, potensi pengembangan EBT PLN selama 2021-2030 antara lain:
- PLTA 9 GW
- Geothermal atau panas bumi (PLTP) 2,4 GW
- Pembangkit listrik berbasis biomassa, angin, surya 4,5 GW
- Pembangkit listrik untuk penopang beban dasar seperti Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) 1 GW.
(wia)