Aktivitas Manufaktur RI Naik di Kuartal II-2021, Tapi...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
Rabu, 14/07/2021 10:09 WIB
Foto: Pabrik Astra Honda Motor di Sunter (Pool/AHM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melaporkan aktivitas industri pengolahan atau manufaktur meningkat pada kuartal II-2021. Namun ada risiko besar yang menghantui pada kuartal III-2021.

Pada. kuartal II-2021, Prompt Manufacturing Index-BI (PMI-BI) tercatat 51,45%. Naik dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 50,01% dan kuartal II tahun lalu yaitu 28,55%.

Seperti PMI manufaktur versi IHS Markit, PMI-BI juga menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika sudah di atas 50, maka artinya industriawan sedang dalam fase ekspansi.


"PPeningkatan terjadi pada hampir seluruh komponen pembentuk PMI-BI, terutama Volume Produksi dan Volume Total Pesanan yang berada dalam fase ekspansi. Secara subsektor, mayoritas responden mengalami peningkatan kinerja pada triwulan II 2021, terutama subsektor Makanan, Minuman dan Tembakau, subsektor Kertas dan Barang Cetakan, dan subsektor Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet yang sudah berada pada fase ekspansi. Responden menyatakan peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan permintaan pada Ramadan dan Idulfitri," sebut keterangan tertulis BI, Rabu (14/7/2021).

Akan tetapi, BI memberi wanti-wanti untuk kuartal III-2021. Sebab, pemerintah mulai menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 3 Juli 2021 untuk menekan laju pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19).

"Kinerja sektor Industri Pengolahan berpotensi melambat pada triwulan III 2021 dengan prakiraan angka PMI-BI sebesar 49,89%, lebih rendah dari capaian pada triwulan sebelumnya. Penurunan PMI-BI disebabkan penurunan mayoritas komponen pembentuknya, terutama Volume Produksi, Volume Persediaan Barang Jadi, dan Total Jumlah Tenaga Kerja yang berada pada fase kontraksi. Mayoritas subsektor diprakirakan akan melambat, terutama subsektor Kertas dan Barang Cetakan, subsektor Makanan, Minuman dan Tembakau, dan subsektor Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya," ungkap keterangan BI.


(aji/aji)