WHO Warning Bahaya Vaksin Campur-campur, Thailand Jalan Terus
Jakarta, CNBC Indonesia - Thailand tetap teguh melaksanakan kebijakan mencampur vaksin Covid-19 yang berbeda guna menekan lonjakan infeksi Covid-19. Negeri Gajah Putih berniat menyuntikkan vaksin AstraZeneca untuk booster ke orang-orang yang sebelumnya disuntik vaksin Sinovac, dalam rentang enam minggu.
Kepala Virologi Thailand Yong Poovorawan mengatakan hal itu mungkin, untuk menggabungkan vaksin virus yang tidak aktif, Sinovac, dengan vaksin vector virus, AstraZeneca. "Kami tidak bisa menunggu 12 minggu (untuk booster) dalam wabah ini, di mana penyakit menyebar dengan cepat," tegasnya dikutip AFP, Selasa (13/7/2021).
Namun, dia tak memungkiri di masa depan, mungkin saja muncul cara lebih baik. Termasuk penemuan vaksin baru yang lebih ampuh.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan kekhawatirannya mengenai tren mencampurkan vaksin Covid-19 yang berbeda di beberapa negara. Organisasi PBB itu mengingatkan bahwa metode tersebut seharusnya membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Dalam sebuah konferensi pers, Kepala Peneliti WHO Soumaya Swaminathan bahkan menyebut bahwa mencampur-campurkan vaksin yang berbeda ini merupakan tren yang berbahaya.
"Jadi itu adalah tren yang berbahaya ketika masyarakat mulai mencampurkan vaksin yang berbeda dimana hal itu masih memiliki bukti dan data yang terbatas," ujarnya dalam konferensi pers WHO, Senin (13/7/2021).
Lebih lanjut, ia juga mengingatkan bahwa metode itu berpotensi menimbulkan sesuatu yang sangat parah ketika masyarakat mulai berpikir sendiri mengenai vaksin apa yang akan mereka ambil dalam dosis berikutnya.
"Itu akan menjadi situasi yang chaos ketika masyarakat mulai berpikir mengenai vaksin mana yang akan mereka ambil dalam dosis kedua, ketiga, atau bahkan keempat," tegasnya.
Per Selasa pukul 16.00, Thailand mencatat ada 8.685 kasus harian baru dengan 56 kematian. Ini naik dari hari sebelumnya di mana kasus Covid-19 harian tercatat 8.659 meski kematian turun dari 80 kasus.
Secara total, Covid-19 di Thailand telah menjangkiti 345.027 orang dengan 2.791 kematian. Kasus aktif kini berjumlah 90.578.
(sef/sef)