
Dalam 9 Hari, 35 Orang Dokter Wafat Akibat Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengatakan sepanjang Juli 2021 sudah ada 35 dokter yang meninggal akibat Covid-19. Jumlah dokter yang wafat akibat virus ini terjadi seiring dengan lonjakan kasus yang terjadi belakangan ini. Hingga 8 Juli, IDI mencatat total ada 458 orang dokter yang meninggal dunia.
"Yang perlu menjadi perhatian setelah puncak Januari kita sudah turun angka kematian dokter. Januari korban dokter meninggal 65 orang, Februari 31 orang, Maret 16 orang, April 8 orang, Juni 38 orang meningkat hampir 7 kali lipat. Sekarang Juli baru tanggal 9 sudah 35 orang meninggal," kata Adib, Jumat (9/7/2021).
Dia juga mengatakan di beberapa daerah terutama Jawa Timur terutama di Surabaya, banyak dokter yang kini terpapar Covid-19. Berdasarkan catatan IDI di Surabaya saja ada 124 dokter yang sakit dan tengah menjalani isolasi mandiri, namun ada pula yang harus dirawat karena kondisi kritis.
Ketika di Kudus, Jawa Tengah, terjadi lonjakan kasus ada sebanyak 813 tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 dan 70 orang di antaranya dokter. Adib mengatakan banyaknya nakes yang terpapar dan berguguran akan mempengaruhi pada pelayanan di lapangan.
Selain itu, jumlah dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang terpapar Covid-19 dan meninggal dunia pada gelombang kedua ini jumlahnya lebih banyak dibandingkan ketika Desember-Januari.
Di DKI Jakarta pun ada 13 tenaga kesehatan di DKI Jakarta yang meninggal dunia akibat Covid-19 meski telah divaksinasi.
"Jakarta sudah menyaksikan. Bulan Juli saja per tanggal 7, per 7 hari, 13 tenaga medis meninggal di Jakarta. Dan mereka sudah divaksin," kata Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan dikutip dari CNNIndonesia.com, Jumat (9/7/2021).
Anies mengatakan jumlah kasus kematian itu bertambah lebih cepat daripada kasus kematian tahun 2020 lalu. Dia juga menyebutkan selama 2020 kasus kematian nakes di DKI Jakarta mencapai 18 orang
Lonjakan kasus kematian yang terjadi pada nakes menurutnya dipengaruhi oleh menyebarnya mutasi dari Covid-19 di Jakarta. Varian tersebut masuk ke dalam variant of concern atau varian yang diwaspadai Badan Kesehatan Dunia (WHO), yakni B117 Alfa, B1351 Beta, dan B1617 Delta.
"Selama tahun 2020 itu 18 orang. Artinya kita berhadapan dengan virus berbeda dan risikonya tinggi," kata dia.
Dia menegaskan Indonesia, khususnya Jakarta tengah menghadapi pandemi yang serius. Dengan begitu semua pihak harus berkontribusi dalam mengurangi percepatan laju penularan Covid-19 agar tidak semakin meledak.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Baru Covid-19 di RI Tiba-tiba Naik, Nyaris Tembus 1.000