
Biden Gelontorkan Jutaan Dolar untuk Proyek Energi Ombak Laut

Jakarta, CNBC Indonesia - Departemen Energi Amerika Serikat (AS) menggelontorkan dana sebesar US$ 27 juta atau sekitar Rp 391 miliar (kurs Rp 14.500 per US$) untuk penelitian dan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dari gelombang atau ombak laut (wave energy).
Melansir dari CNBC International, Kamis (08/07/2021), pengembangan energi ombak laut masih ketinggalan jika dibandingkan dengan EBT lainnya. Departemen Energi AS menyampaikan bahwa pendanaan ini bertujuan agar EBT dari ombak laut bisa layak dikembangkan secara komersial.
Proyek yang terpilih akan melakukan penelitian di fasilitas PacWave South di lepas pantai Oregon. Pembangunan PacWave South telah menerima hibah dari Departemen Energi AS dan Negara Bagian Oregon, dimulai pada bulan lalu dan ditargetkan akan mulai beroperasi pada 2023.
Secara rinci, pendanaan ini terbagi atas tiga bagian. Pertama, sebanyak US$ 15 juta akan disisihkan untuk pengujian teknologi konverter energi ombak laut. Lalu, US$ 7 juta akan digunakan untuk penelitian dan pengembangan energi ombak.
Dan selanjutnya, maksimum US$ 5 juta akan dialokasikan untuk kemajuan desain konverter energi ombak untuk PacWave. Aplikasi penuh untuk pendanaan akan jatuh tempo pada Oktober.
Menteri Energi AS Jennifer M. Granholm mengatakan melalui energi gelombang laut ini, pihaknya akan punya peluang lebih banyak lagi dalam menambah daya dari EBT gelombang laut.
"Memiliki peluang untuk menambahkan lebih banyak daya terbarukan ke jaringan dan menyebarkan lebih banyak energi berkelanjutan ke masyarakat yang sulit dijangkau," paparnya.
Perkembangan teknologi energi ombak tidak eksklusif di Amerika Serikat. Eropa juga menjadi rumah bagi sektor pemula dengan sejumlah perusahaan yang mengerjakan berbagai macam sistem.
Data dari Ocean Energy Europe menunjukkan bahwa hanya 260 kilo Watt (kW) kapasitas energi berbasis arus laut (tidal stream) yang ditambahkan di Eropa pada tahun lalu, sementara energi gelombang laut hanya bertambah 200 kW.
Sebagai perbandingan, pada 2020 Eropa menambah kapasitas 14,7 Giga Watt (GW) dari energi angin, menurut WindEurope.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Krisis Makanan, Supermarket di Amerika Serikat Mulai Kosong
