
Ini Negara dengan Batas Umur Pensiun Paling Rendah di Eropa

Jakarta, CNBC Indonesia - Prancis merupakan salah satu negara dengan batas umur pensiun paling rendah di dunia. Di Prancis, batas umur pekerja yang memasuki masa pensiun yaitu 62 tahun.
Namun, Presiden Prancis Emmanuel Macron berencana mengubah sistem pensiun sebelum Pemilihan Umum (Pemilu) pada April tahun depan. Macron sebelumnya berencana mengubah batas pensiun pekerja di Perancis dari usia 62 tahun menjadi 64 tahun.
Tapi karena pandemi Covid-19, ia terpaksa menunda rencana kebijakan ini karena harus menangani masalah kesehatan dan krisis ekonomi berikutnya.
Dengan waktu kurang dari satu tahun sebelum pemilu Perancis tahun depan, Macron mulai mempertimbangkan untuk menghidupkan kembali janji kampanye 2017 lalu, untuk mereformasi sistem pensiun, meski dalam format yang berbeda.
"Saya tidak berpikir bahwa reformasi seperti yang semula dibayangkan dapat berjalan seperti itu," kata Macron pada Juni lalu, mengutip CNBC International, Rabu (7/7/2021).
Dalam format rencana sebelum Covid-19, dia mau menaikkan usia pensiun dari 62 tahun menjadi 64 tahun, serta menciptakan sistem berbasis poin universal.
Hanya saja, belum jelas kapan Macron akan mengubah sistem pensiun ini. Tapi dia sudah bertemu dengan para pemimpin serikat pekerja pada Selasa lalu untuk membahas tantangan demografis saat rencana ini diluncurkan.
Serikat pekerja utama di Prancis dilaporkan menentang perubahan sistem pensiun ini. Adanya rencana ini, menurut Serikat Pekerja, Macron mencoba untuk mengatasi masalah struktural, untuk memenangkan hati pemilihnya, khususnya dari pensiunan, serta melemahkan saingan potensial dari partai Les Republicans.
"Dan mengamankan pemilu nanti," kata Profesor Ekonomi di HEC Paris Business School Tomasz Michalski.
Ekonom Capital Economics Jessica Hinds mengatakan, perubahan sistem pensiun ini bisa menjadi pertaruhan besar bagi Macro, sehingga dia bisa mengklaim bahwa dia menepati janji kampanye 2017 lalu.
"Itu memungkinkan Macron untuk mengklaim bahwa dia telah menepati janji pada 2017 lalu dan dapat mencuri start dari para rivalnya. Tetapi reformasi itu juga secara politik tidak popular sebelum pandemi dan lebih terdengar sekarang," katanya.
"Survei baru menunjukkan bahwa 60% pemilih menentang langkah itu sebelum pemilihan tahun depan," tambahnya.
Lantas, Mengapa Ini Penting?
Perdebatan reformasi pensiun ini rumit. Michalski menjelaskan itu mengadu kelompok yang berbeda dengan yang lain, seperti pekerja kerah biru, pekerja layanan berbagai rendah (pekerja sektor publik), melawan sektor swasta pekerja kerah putih dan pensiunan.
Masalah ini juga sempat memicu pekerja mogok di Perancis, termasuk pada awal 2020.
"Saya pikir kita harus mendorong kembali usia pensiun, melihat Jerman, Belanda dan Finlandia yang pada program pinjaman Eora (The European Loan Program) baru kami lakukan. Mereka pensiun pada 67 tahun dan kami tidak," kata Ketua Perusahaan Pertahanan dan Kedirgantaraan Safran, Ross Mcinnes.
"Baby boomers telah berhutang daan generasi mudah harus membayar itu tidak adil secara ekonomi tidak efisien dan itu harus dihentikan. Satu-satunya cara adalah mendorong usia pensiun menjadi 62 atau 64 tahun. Itu akan menyeimbangkan pembukuan kami," tambahnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Demo Besar-besaran Pecah, Prancis Dibuat 'Lumpuh' Lagi
