Obral Rumah, Bukti Orang Kaya Menteng Cs Tak 'Kebal' Corona!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
07 July 2021 12:45
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.
Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.
Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.
Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.
Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Fenomena maraknya jual rumah mewah di kawasan elite Jakarta tengah berlangsung hingga kini. Di toko online dipenuhi penawaran rumah kawasan elite seperti Menteng, Pondok Indah, Kemang hingga Kelapa Gading dan lainnya. Ternyata, fenomena ini sudah berlangsung sejak pandemi tahun lalu.

Ketua DPD Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) DKI Jakarta Clement Francis mengungkapkan bahwa kondisi ini erat kaitannya dengan kondisi para pemilik rumah di kawasan elite di DKI Jakarta pada masa pandemi. Dari informasi para broker di lapangan, pemicunya karena persoalan keuangan penjual yang terganggu hingga harus menjual aset rumah.

"Dengan kondisi saat ini banyak sekali pengusaha-pengusaha atau berbagai kebutuhan bahwa mereka mau jual properti mereka. Kenapa? mungkin ada beberapa yang buat usahanya atau keperluan yang lain. Kondisi saat ini kita rasakan sejak pertengahan 2020," kata Clement Francis kepada CNBC Indonesia, Rabu (7/7/21).

Pertengahan 2020 merupakan momen dimana pandemi Covid-19 mulai meluas di Indonesia, angka kasus memang tidak setinggi saat ini, namun banyak pemilik aset yang kaget dengan keadaan hingga harus menjual properti.

Penurunannya bahkan ada yang sampai 50% karena ada beberapa kawasan elite yang sudah over price. Namun, Clement mengatakan tidak semua aset mengalami anjlok seperti itu.

"Lihat dari teman-teman, ada beberapa yang turun 50% dari 2019, jadi dari 2019 ada beberapa properti yang turun dan penurunan harga tergantung pemilik dan kebutuhan pemilik properti itu, makanya mau jual cepat. Penurunannya kalau kita lihat dari 5%-10%. Ada yang sampai 50%, itu paling 1-2 rumah saja, nggak bisa mewakili semua," sebutnya.

Berdasarkan penelusuran toko online seperti Lamudi, dengan kata kunci "Rumah Dijual Di Pondok Indah" pada Senin (5/7) terdapat 2.761 penawaran. Jumlah ini cukup banyak, bahkan dari masing-masing pengiklan mempromosikan harga jualnya bisa dinego sampai ada promosi 'turun harga'.

Misalnya dijual rumah Pondok Indah, penjual memberi embel-embel "TURUN HARGA DARI 21.5 M >>>19.5M DIJUAL RUMAH PONDOK INDAH JAKARTA SELATAN". Ada juga rumah di lokasi yang sama dijual Rp 37 miliar, penjual menawarkan promosi "DIJUAL RUMAH MEWAH DI BAWAH HARGA PASARAN DI PONDOK INDAH# "

Selain itu, penjual lain menawarkan rumah 'hanya' Rp 6 miliar. Penjualan memberikan embel-embel 'dijual cepat' karena sedang butuh. "Di jual Cepat Termurah di Pondok Indah Harga dekat NJOP"

Menteng Sampai Kemang Turun Tajam

Broker C21 United Evert Niel menyebutkan bahwa beberapa titik di kawasan Menteng harga tanah hampir mencapai Rp 100 juta/m2 bahkan lebih. Utamanya di beberapa kawasan yang strategis menuju pusat perbelanjaan.

"Menteng kalau tarik ke jalur Sudirman lebih mahal ke arah-arah Grand Indonesia. Kalau mundur ke arah Manggarai mulai-mulai turun. Paling tinggi Menteng-Menteng daerah situ. Ada yang Rp 80 juta/m. Bukan saya, tapi teman jual di Jalan Plaju dekat Tosari. Itu Rp 80 juta open-nya, rumah masih bagus," kata Niel.

Sementara itu di kawasan Pondok Indah, harga tanah di sini termasuk mahal jika dibandingkan wilayah lain di Jakarta. Namun jika pembanding dengan Menteng, kecenderungannya masih kalah, terutama di titik-titik strategis.

"Pondok Indah Rp 20 juta sampai Rp 30 juta/m2 masih ada, tergantung lokasi jadi variatif," jelasnya.

Sementara itu broker Hunian Idaman Jakarta, Usmar Usman mencontohkan bahwa rumah di kawasan Kemang dan Prapanca Jakarta Selatan juga mengalami penurunan tajam, misalnya dari harga Rp 20-30 miliar, mengalami penurunan tajam.

"Kisaran rata-rata 10%-20%. Mungkin bisa turun Rp 5 miliar masih make sense," sebutnya.

Ia menegaskan bahwa penurunan harga tergantung pada pemilik yang menjual. Jika pemilik rumah tidak begitu membutuhkan uang cash, maka penjualan bakal lebih santai dan menunggu penawaran pas datang. Kondisi berbeda jika sedang butuh uang, maka harga bisa 'dibanting'.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kalau Orang Kaya Gak Jajan, Ekonomi RI ya Gini-gini Aja!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular