Fakta 90% Varian Delta di Kasus Covid-19 DKI Jakarta

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
06 July 2021 07:55
Infografis: Sederet Fakta Covid Varian Delta 'India' yang Sudah Masuk RI
Foto: Infografis/Sederet Fakta Covid Varian Delta 'India' yang Sudah Masuk RI/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia Menteri Koordinasi Bidang Maritim dan Investasi, yang juga Ketua Pelaksana PPKM Mikro Darurat Jawa-Bali, Luhut Binsar Panjaitan, menyatakan 90% kasus Covid-19 di DKI Jakarta merupakan varian Delta.

"90% di Jakarta sudah varian Delta, jadi varian Delta udah ada di kita. Jadi pasti bisa kena siapa saja," ujar Luhut dalam konferensi pers awal pekan ini.

Luhut menegaskan, kasus Covid-19 di Indonesia diprediksi akan terus meningkat sampai 10-12 hari ke depan. "Hari ini ada 29 ribu (kasus baru harian) tetapi ke depan peningkatan akan tinggi," ujarnya.

Luhut juga menegaskan, pemerintah masih memantau banyak pergerakan atau mobilitas di wilayah PPKM darurat. Untuk itu, dia meminta agar masyarakat mematuhi aturan PPKM darurat dan membatasi mobilitas.

"Saya ingin tidak boleh ada yang main-main. Saya juga minta sekali lagi, jangan memojokkan kiri dan kanan karena ini masalah dunia," ujarnya.

Sebagai informasi, Beberapa varian baru Covid-19 ditemukan di DKI Jakarta mulai dari Delta, Alpha, Beta, dan Kappa. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan varian baru ini didominasi Delta dengan persentase 87%.

Saat memberikan arahan secara daring, Jumat, (03/07/2021), Anies menjabarkan saat ini telah dilakukan identifikasi pada 128 kasus varian baru di DKI Jakarta. Dari 128 varian baru, sebanyak 111 kasus merupakan varian Delta, 11 kasus varian Alpha, 5 kasus varian Beta dan 1 kasus varian Kappa.

"Di Jakarta ini ada varian baru, telah dilakukan identifikasi terhadap 128 kasus varian baru ditemukan bahwa 87% adalah delta. Inilah yang paling mendominasi," kata Anies.

Dia menjelaskan berbagai jenis varian baru ini, banyak diidentifikasi pada segmen anak-anak usia balita dan juga usia 6-18 tahun. Dari 128 kasus ini, secara rinci menyerang usia 0-5 tahun sebanyak 29 kasus, 6-18 tahun 26 kasua, 19-59 tahun sebanyak 71 kasus dan 60 tahun ke atas sebanyak 2 kasus.

"Perhatikan di sini, ada dari 128 kasus ini, 29 balita, 26 6-18 tahun. Artinya, kita berhadapan jangan varian baru yang telah membuat lonjakan kasus lagi seperti dulu dimana kenaikannya perlahan-lahan. Sekarang, kenaikannya fantastis, cepat," jelasnya.

Anies menegaskan situasi semacam ini tidak bisa dianggap sebagai situasi yang biasa, ini adalah kondisi yang luar biasa. Menambah fasilitas tempat tidur memang bisa dilakukan, imbuh Anies, tapi yang jadi masalah ada ketersediaan tenaga kesehatan.

"Nakesnya yang terbatas, karena itu kita harus bersiap-siap untuk membuat fasilitas isolasi mandiri dan harus bersiap-siap untuk faskes di wilayah, seperti puskesmas, menyiapkan obat-obatan," tuturnya.

Lebih lanjut dia meminta kepada puskesmas kelurahan, puskesmas kecamatan, punya stok obat yang cukup agar bisa segera diberikan kepada warganya yang positif, agar warga yang tanpa gejala bisa melakukan isolasi mandiri.

"Tidak harus sama ke rumah sakit, oleh karena itu respon cepat Puskesmas kepada warga menjadi kunci. Minimal tidak terjadi kecemasan di wilayah, tidak terjadi kepanikan, dan tidak harus semua yang terpapar harus masuk rumah sakit," ucapnya.


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Epidemiolog: RI Tak Punya Kewenangan Cabut Pandemi Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular