Pandemi Covid-19

Aktivitas Warga Hong Kong Dekati Pra-Pandemi, Bagaimana RI?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 July 2021 12:20
Suasana Antrian penumpang krl di Stasiun Citayam, Depok, Jawa Barat, Senin (5/7/2021). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Suasana Antrian penumpang krl di Stasiun Citayam, Depok, Jawa Barat, Senin (5/7/2021). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) membuat dunia porak-poranda. Miliaran penduduk bumi terpaksa mengurangi aktivitas di luar rumah agar tidak tertular virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu.

Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pasien positif corona di seluruh negara per 2 Juni 2021 mencapai 182.319.261 juta orang, lebih banyak ketimbang gabungan populasi Jerman dan Prancis.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 371.286 orang per hari. Berkurang ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yaitu 378.060 orang saban harinya.

Meski laju penambahan kasus positif melandai, tetapi dunia belum sepenuhnya bebas. Kehadiran virus corona varian baru yang lebih mudah menyebar menjadi tantangan baru, yang kini harus dihadapi sejumlah negara termasuk Indonesia.

Oleh karena itu, aktivitas publik belum bisa kembali seperti masa sebelum pandemi. Pemerintahan di berbagai negara masih memberlakukan pembatasan di sana-sini, tidak terkecuali di Indonesia dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Tidak hanya mengikuti anjuran pemerintah, warga secara sukarela juga masih membatasi kegiatan di luar rumah.

Nah, The Economist punya ukuran untuk melihat sejauh mana kegiatan masyarakat sudah kembali normal. Indikator ini disebut Normalcy Index. Semakin angkanya mendekati 100, maka semakin dekat menuju kondisi pra-pandemi.

Dari 50 negara yang diukur, hasil Normalcy Index secara global adalah 66. Kini sudah lebih banyak warga yang beraktivitas di luar rumah dengan nilai indeks 95.

Akan tetapi, masih ada sejumlah aktivitas yang masih jauh tertinggal. Contohnya adalah penerbangan (29), pergi ke bioskop (23), dan menyaksikan pertandingan olahraga (17).

Halaman Selanjutnya --> Hong Kong Paling Normal, Indonesia Peringkat 40

Dari 50 negara, Hong Kong menjadi yang paling normal dengan skor Normalicy Index di 96,3. Sementara Malaysia menjadi negara yang paling 'tidak normal' dengan nilai indeks 27,3.

Bagaimana dengan Indonesia? Per 30 Juni 2021, Indonesia punya skor 58,3 dan berada di peringkat 40.

Dengan berlakunya PPKM Darurat, sepertinya kehidupan rakyat Negeri 62 semakin jauh dari normal. Memang betul PPKM Darurat hanya berlaku di Jawa-Bali, tetapi dua pulau ini sudah mewakili 57,7% total populasi Indonesia.

Dalam PPKM Darurat, masyarakat terpaksa kembali #dirumahaja. Pekerja di sektor non-esensial dan non-kritikal wajib bekerja di rumah (work from home) 100%. Sementara pusat perbelanjaan alias mal harus tutup untuk sementara. Restoran masih boleh buka, tetapi hanya melayani pesan-bawa pulang (take away) dan pesan-antar (delivery).

Kegiatan belajar mengajar yang sempat diuji coba tatap muka kini harus kembali dilakukan secara online. Sedangkan tempat ibadah tidak boleh membuka pintu bagi para jamaah. Resepsi pernikahan boleh digelar, tetapi hanya boleh dihadiri maksimal 30 tamu dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Kemudian kegiatan seni-budaya dan olahraga dilarang untuk diselenggarakan.

PPKM Darurat akan berlaku selama 3-20 Juli 2021. Targetnya adalah angka kasus harian bisa diturunkan ke kisaran 10.000 orang dari saat ini yang lebih dari 20.000 orang.

Apabila target ini tidak tercapai pada 20 Juli 2021, maka bukan tidak mungkin PPKM Darurat akan diperpanjang. Kalau ini terjadi, maka semakin lama kita bisa hidup normal seperti dulu lagi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Jangan PPKM Ketat! Ini Caranya Bikin Covid-19 Endgame

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular