Maaf, Pelan tapi Pasti Kasus Aktif Covid DKI Menuju 100 Ribu

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
05 July 2021 06:05
Antrean Pasien Covid di RSUD Cengkareng (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Suasana penanganan pasien Covid-19 di RSUD Cengkareng, beberapa waktu lalu (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus aktif Covid-19 di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta terus mengalami kenaikan. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memproyeksikan jumlahnya akan mencapai 100 ribu dalam beberapa waktu ke depan.

Seperti dikutip dari laman Berita Jakarta, Minggu (4/7/2021), Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia memaparkan update terkini situasi kasus Covid-19 di ibu kota.

Berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dilakukan tes PCR sebanyak 30.203 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 24.162 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 10.485 positif dan 13.677 negatif. Selain itu, dilakukan pula tes Antigen hari ini sebanyak 2.939 orang dites, dengan hasil 952 positif dan 1.987 negatif.

Lebih lanjut, Dwi juga menyampaikan, target tes WHO adalah 1.000 orang dites PCR per sejuta penduduk per minggu (bukan spesimen), artinya target WHO untuk Jakarta adalah minimum 10.645 orang dites per minggu.

"Target ini telah Jakarta lampaui selama beberapa waktu. Dalam seminggu terakhir ada 155.146 orang dites PCR. Sementara itu, total tes PCR DKI Jakarta kini telah mencapai 423.739 per sejuta penduduk," ujar Dwi, dikutip dari siaran pers PPID Provinsi DKI Jakarta.



Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta naik sejumlah 4.611 kasus, sehingga jumlah kasus aktif sampai hari ini sebanyak 86.994 (orang yang masih dirawat/ isolasi). Sedangkan, jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 580.595 kasus. Perlu diketahui, hasil tes antigen positif di Jakarta tidak masuk dalam total kasus positif karena semua dikonfirmasi ulang dengan PCR.

"Dari jumlah total kasus positif, total orang dinyatakan telah sembuh sebanyak 484.949 dengan tingkat kesembuhan 83,5%, dan total 8.652 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,5%, sedangkan tingkat kematian Indonesia sebesar 2,7%," tulis PPID Provinsi DKI Jakarta.

Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 39%, sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 12,9%. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%.

Sebelumnya, Anies membeberkan situasi terkini pandemi Covid-19 di DKI Jakarta saat memberikan arahan tentang kondisi darurat di DKI Jakarta untuk seluruh jajaran ASN dan BUMD yang ditayangkan Youtube Pemprov DKI Jakarta, Jumat (2/7/2021). Arahan itu disampaikan jelang PPKM darurat pada, Sabtu (3/7/2021).

Menurut dia, setiap hari, rata-rata orang yang dites di Jakarta berada pada kisaran 22 ribu hingga 25 ribu. Per hari ini, kasus aktif di DKI Jakarta mencapai 78.631.

"Ini adalah angka tertinggi di dalam sejarah pandemi di Jakarta," kata Anies.

Anies mengungkapkan kalau pada gelombang pertama di bulan Februari 2021, kasus aktif Covid-19 mencapai 26 ribu. Angka itu terus turun hingga akhir Mei. Namun, situasi berubah pada bulan Juni 2021.

"Di awal Juni, pertengahan Juni, lompat dan lihat gambarnya seperti vertikal. Kalau vertikal itu artinya penambahan kasus setiap hari itu eksponensial. Angka tertingginya 26 ribu bulan Februari. Ini kondisi yang amat berat untuk warga kita di Jakarta," ujar Anies.



Eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu kemudian memaparkan data di bulan Juni yang menunjukkan lonjakan kasus aktif dua kali lipat selang delapan hari. Berikut perinciannya:

Tanggal 16 Juni: 20.311
Tanggal 24 Juni: 40.637

Tanggal 17 Juni: 22.338
Tanggal 25 Juni: 44.931

Tanggal 19 Juni: 27.112
Tanggal 27 Juni: 57.295.

"Ini semua menggambarkan bahwa setiap delapan hari kasus meningkat sebanyak 2 kali lipat. Artinya jika hari ini angkanya 78 ribu dan situasi tidak berubah, kita akan mencapai angka di atas 100 ribu," kata Anies.

"Dari pengalaman dinkes tadi di dalam rakor bersama dengan kapolda, pangdam, ibu kepala dinkes menyampaikan bahwa rata-rata 40% dari kasus aktif membutuhkan perawatan. Jadi kalau sampai ada 100.000 kasus berarti kita akan membutuhkan perawatan untuk 40 ribu orang," lanjutnya.

Anies bilang kalau itu adalah angka yang fantastis.

"Ini adalah manusia yang harus diselamatkan, yang pasti keluarganya khawatir, yang pasti keluarganya tegang, dan risiko kematian ada di situ," ujar Anies.

"Saya ingin kita semua bersiap. Ini yang tadi saya maksud, kita masuk ke turbulens, semua kencangkan sabuk pengaman, seat belt-nya dipakai," lanjutnya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular