
Luhut: 10 Hari ke Depan Angka Covid-19 Masih Akan Naik!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan meminta masyarakat untuk tetap jalani dan patuhi protokol kesehatan di masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Pasalnya, kata Luhut, diperkirakan angka penularan kasus Covid-19 di tanah air masih akan meningkat.
"10 hari ke depan menurut hemat saya, mungkin dua minggu akan bisa naik. Karena masa inkubasi dari varian ini terus jalan. Ini masa kritis dua minggu ini," jelas Luhut dalam konferensi pers virtual, Sabtu (3/7/2021).
Dalam kondisi genting seperti ini, Luhut ingin agar masalah obat tidak menjadi gangguan. Harga eceran tertinggi (HET) obat terkait perawatan pasien COVID-19 ditetapkan, yakni tidak boleh lebih dari Rp 10 ribu.
"Mulai tiga hari lalu kelihatan harga obat mulai tidak teratur, dinaik-naikkan. Harga obat Ivermectin sampai harga berapa puluh ribu. Padahal sebenarnya itu Rp 7.800 atau Rp 8.00 atau di bawah Rp 10 ribu. Saya bilang Pak Budi (Menkes), Bud pokoke bikin patok aja di bawah 10 ribu," ujarnya lagi.
Seperti diketahui kasus Covid-19 di Indonesia masih terus naik. Setelah kemarin Jumat (2/7/2021) mencatatkan rekor penambahan kasus baru pada angka 25.839 kasus, hari ini Sabtu (3/7/2021) terjadi penambahan kasus sebanyak 27.913 kasus baru.
Sama seperti hari sebelumnya, kasus harian Covid-19 pada hari ini merupakan rekor tertinggi sepanjang pandemi. Penambahan tersebut, menyebabkan total pasien terkonfirmasi positif Covid-19 menjadi 2.256.851 orang sejak pengumuman kasus perdana pada 2 Maret 2020.
Kemudian, pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 bertambah 13.282 orang. Sehingga, total pasien sembuh menjadi 1.915.147 orang. Adapun kasus Covid-19 di Tanah Air sudah menyebar di 510 kota/kabupaten dari 34 provinsi.
Adapun terjadi penambahan pasien meninggal dunia akibat Covid-19 sebanyak 493 orang dalam sehari. Dengan demikian, total jumlah pasien Covid-19 meninggal dunia menjadi 60.027 orang sampai dengan Sabtu (3/7/2021).
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak